WAWANCARA BIDAN
Kelompok 3
:
Serly
Anjelina (16140175)
Yustri
Astri Delita (16140235)
Hukmi
Diniati (16140236)
Notin
Lolita (16140148)
Alvionita (16150145)
Erika Nur Fitriana (16140215)
Rahmiza Lestari (16140226)
Yunita
Santi Lalo (16140216)
Yensi
ayu. K (15150168)
Ria
Abdah Sari (16140207)
Dosen
Pengampu : Ian
Rossalia Pradita Puteri, SST,
M.Kes
Narasumber : Mey Muhartati,
S.Si,T,M.Kes
Narasumber
: Bidan Mey Muhartati,
S.Si,T,M.Kes
1.
Observasi
: Observasi bidan saat menerima pasien
(senyum, sopan, santun, salam, sapa) atau apabila tidak ada pasien selama
kunjungan dapat dilihat dari bidan saat menerima mahasiswa saat mengambil data.
Hasil observasi : Bidan Mey teruji bersikap ramah (senyum,
sopan, santun, salam, sapa) terhadap mahasiswa saat mengambil data dan ibu bidan
menerima kami dengan baik.
Pada saat kami selesai mewawancara dan mengobservasi di kliniknya kami
berpamitan kemudian kami photo bersama bu Bidan Mey. Kamipun mengucapkan Terima Kasih atas waktu
yang telah diberikan untuk melakukan wawancara.
2. Wawancara : Ibu boleh cerita kepada kami mengenai
pengalaman ibu bidan sebagai bidan professional saat menghadapi kepanikan
keluarga pasien yang baru pertama kali mengantarkan pasien melahirkan ?
Bidan Mey : Memberikan penjelasan akan keadaan pasien, berusaha
menenangkan keluarga pasien dengan memberikan penjelasan tentang hasil
pemeriksaan. Menjelaskan tanda-tanda persalinan yang normal. Menyampaikan bahwa
pasien dalam keadaan normal jelaskan kepada keluarga dan pasien bahwa sakitnya
itu adalah proses persalinan dimana kontraksi itu untuk membuka jalan lahir
yang pasti di alami semua ibu yang akan melahirkan. Supaya keluarga pasien tidak perlu panik
selama keadaan pasien dalam keadaan normal. Membantu pasien dalam mengatasi
rasa sakit dan nyeri dengan rileks tarik napas dengan santai. Serta
menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi pasien sebagai bentuk support
untuk pasien.
3. Wawancara : Bu, besok kalau kami
sudah menjadi bidan, apa tips yang paling pokok supaya kami bisa menjadi
seorang pendamping wanita yang baik dalam hal kesehatan?
Bidan Mey : Menjadi seorang bidan harus pintar menjalin kepercayaan
pasien, Bidan
dalam menjadi pendamping wanita tidak hanya waktu
bersalin
tetapi dari masa
remaja pun
bidan harus mendampingi, misalnya
pemberitahuan masa remaja, masa hamil, masa melahirkan, masa nifas, masa
menyusui. Bidan sudah mempunyai tugas untuk mendampingi wanita dengan
memberikan
Asuhan kebidanan supaya pasien bisa
menjalankan tugasnya sebagai wanita dan sebagai seorang
ibu.
4. Wawancara : Bu, bagaimana cara
supaya kami besok ketika sudah menjadi bidan dapat mendukung peran orang tua?
Bidan
Mey :Ibu bidan
menyatakan bahwa seorang bidan harus mendukung peran orang tua. Bidan Mey juga menyampaikan bahwa salah satu
cara untuk mendukung peran orang tua yaitu melalui edukasi. Misalnya, pada ibu
yang baru pertama kali melahirkan, maka ibu tersebut wajib dikasih tahu
mengenai cara
asuh terhadap bayi agar bayi tetap terjaga kesehatannya.Di dalam menjalankan
perannya, bidan juga
memiliki keyakinan yang di jadikan panduan dalam memberikan asuhan. Bidan juga
harus mampu memberikan keyakinan kepada seorang ibu agar dapat menjalankan
perannya sebagai ibu yang baik bagi bayinya.Peran orang tua sangat penting
untuk pertumbuhan bayi karena pertumbuhan bayi juga tergantung dari bagaimana
sudut pandang seorang ibu dalam menjalankan perannya.
5. Wawancara : Mengobservasi adanya poster di
sekitar tempat praktik tersebut.
Bidan Mey: setiap ruangan yang kami observasi
terdapat banyak poster di tempat praktik ibu bidan Mey, di depan kliniknya saja sudah
terdapat banyak poster mengenai kesehatan ibu hamil,posisi ibu
dalam persalinan,perkembangan-perkembangan janin,senam ibu hamil,KB, asuhan bayi dan balita
6.
Wawancara : :”bu, untuk contoh pendidikan
kesehatan ke pasien itu seperti apa yang sering ibu berikan ke pasien?”
Bidan Mey: Pendidikan yang di
berikan harus sesuai dengan kasus.Bisa tentang kebersihan personal
hygine,lingkungan,gizi,nutrisi dan semua kebutuhan ibu yang harus di penuhi
serta memberikan edukasi terhadap suami tentang peran suami terhadap istri,dan
memberikan pengetahuan kepada ibu tentang merawat bayi,menjaga kebersihan reproduksi,kebutuhan
KB,dan mengetahui tanda-tanda bahaya sesuai kasus.
7. Wawancara : Mengobservasi di sekeliling ruang
praktik apakah ada poster tentang pencegahan infeksi.?
Bidan Mey:
Terdapat poster
cara mencuci tangan efektiv.
8. Wawancara :”ibu, kasus-kasus yang
seperti apa yang pernah ibu konsultasikan ke tenaga kesehatan lain?”
Bidan Mey : Seperti
kolaborasi,contohnya kalau ibu hamil kita melakukan kolaborasi untuk USG
standar trimester 1,2,3 1X tapi kita tawarkan dengan pasien karena USG
membutuhkan biaya atau bila ada kecurigaan yang kita tidak bisa deteksi
pemeriksaan dari luar biasanya harus membutuhkan kesehatan lain.
9. Wawancara :”ibu, boleh berbagi
pengalaman kasus yang pernah ibu kolaborasikan dengan tenaga kesehatan yang
lain?”
Bidan Mey : rujukan kasus,misalkan pada waktu ibu hamil
mengalami hipertensi,preklamsi,atau
masalah kesehatan yang lain,yang di luar kewenangan bidan maka harus di
kolaborasikan.
10. Wawancara :”bu, bagimana pengalaman ibu saat
menghadapi kasus gawat darurat ?”
Bidan Mey : kita tidak perlu panik (harus tenang) karena
pada saat gawat darurat pasien sudah panik.Kita harus bergerak cepat sehingga
pengetahuan dan keterampilan itu wajib kita kuasai sehingga langkah-langkah
yang kita lakukan harus beratura (sesuai).Dalam pikiran kita harus tersusun
dengan menegakkan diagnosa.Dan peralinan harus mempunyai asisten tidak boleh
sendidri sehingga kita bisa meminta bantuan dan pasien cepat teratasi.
11. Wawancara: “Mengobservasi
adanya rekam medik (status pasien/buku register), Surat Ijin Praktik Bidan?”
Bidan Mey : Terdapat rekam medik yang di letakkan pada klinik bagian
depan (teras) yang tersusun rapi sesuai. status pasien, buku register dan
ada surat ijin praktek bidan yang terletak di ruang tunggu pasien.
12.
Wawancara : “bu, apakah ibu di bantu oleh bidan
yang lain ? Ada berapa bu?”
Bidan Mey : Bidan Mey di bantu oleh 4
asisten.
13. Wawancara : “Mengobservasi kerapian bidan
(penampilan) dan saat bidan berkomunikasi dengan orang lain (sopan santun,
keramahan, tata krama)?”
Bidan Mey : Bidan Mey berpenampilan baik, sopan dan santun kepada kami
disaat kami mewawancarai dan mengobservasi beliau, saat berkomunikasi dengan
kami bidan Mey
berbahasa yang santun dan ramah
Hasil
observasi di lapangan:
Bidan
Istri dalam menerima mahasiswa saat mengisisi data di tempat prakteknya
menjalankan karakteristik bidan yaitu ramah dan tamah (senyum, sapa, santun
salam, sopan). Dan disaat berkomunikasi dengan kami beliau menggunakan bahasa
yang santun dan mudah dimengerti. Hal ini sesuai dengan karakteristik seorang
bidan.
14.
Wawancara:
“ Bu, bagaiman dengan jenjang pendidikan yang ibu tempuh?”
Bidan Mey : TK,SD,SMP,SMA berjalan
lancar (sesuai),sekolah perawat kesehatan tahun 1975, lalu beliau kerja selama
2 tahun,di lanjutkan D-1 sekolah kebidanan selama 2 tahun,D-3 pada tahun
2003-2006 dan D-1V pada tahun 2006-2007 di Universitas Respati Yogyakarta dan
pada tahun 2010-2012 beliau melanjudkan S-2 di UNS.
15. Wawancara: “Sebelum kerja disini,
ibu dulu pernah bekerja dimana bu ? “
Bidan Mey : dulu pada saat sekolah
perawat di RS.BETHESDA sudah mulai bekerja selama 2 tahun,lalu pada saat SK
turun pada April tahun 1992,dan bekerja sebagai PNS di puskesmas prambanan
1,kemudian bekerja sebagai PNS di
puskesmas prambanan 2 pada tahun 2000 dan kemudian pensiun pada tahun 2012,dan
setelah pensiun beliau mengajar sebagai dosen di stikes Aisyah sampai sekarang.
16.
Wawancara:
“pelayanan kesehatan apa saja yang dapat dilayani disini bu ?”
Bidan Mey : pelayanan kesehatan yang ada di BPM ini seperti : KIA, KB, kesehatan reproduksi di mulai siklus hidup perempuan, rencana pernikahan, hamil, bersalin, nifas, BBL, imunisasi, persalinan normal, pijat bayi, IVA dan PAP SMEAR, tes HB, dan tes kehamilan.
Bidan Mey : pelayanan kesehatan yang ada di BPM ini seperti : KIA, KB, kesehatan reproduksi di mulai siklus hidup perempuan, rencana pernikahan, hamil, bersalin, nifas, BBL, imunisasi, persalinan normal, pijat bayi, IVA dan PAP SMEAR, tes HB, dan tes kehamilan.
17.
Observasi : Mengobservasi cuci tangan efektif pra dan pasca tindakan.
Hasil observasi : Karena saat kunjungan belum ada pasien yang berobat, maka
kami mengobserasinya disaat beliau mencuci tangan sebelum mengambil peralatan.
Bidan Mey mencuci tangan dengan efektif dan
benar disaat beliau mencuci tangan sebelum memegang peralatan.
18. Wawancara: “ bu, untuk sistem
sterilisasi di tempat ini bagaimana ya bu ?”
Bidan
Mey : Bidan Mey
menggunakan sterilisator,autoklaf dan langsang.
19. Wawancara: “bagaimana
pengelolaan sampah medis dan non medisnya?”
Bidan Mey : Sampah di bedakan sampah umum,sampah
medis,dan sampah tajam.Pembuangan sampah non kontaminasi itu di tempat sampah
umum,dan sampah medis bekerja sama dengan Dini Melani,Condong Catur,dan Dini
melani telah bekerja sama dengan PT.Ara dan PT.Ara inilah tempat pengelolaan
sampah medis.
20.
Observasi
: Mengobservasi kebersihan lingkungan setempat
Hasil
observasi : kebersihan lingkungan tempat praktik bidan Mey terjaga, saat mengobservasi kami tidak melihat
adanya sampah disekitar tempat prakteknya.
21.
Observasi
: Mengobservasi adanya surat ijin praktek bidan.
Hasil
observasi di lapangan :
Terdapat surat ijin praktik bidan dan terdapat di
dinding.
22. Wawancara: “bu, disini pelayanan
kesehatan apa saja yang diberikan pada balita?”
Bidan Mey : Pemeriksaan tumbuh kembang,
imunisasi, MTBM/MTBS (manajemen terpadu bayi muda dan manajemen terpada balita
sakit),dan pijat bayi.
23. Wawancara: “untuk pelayanan
kesehatan pada remaja yang pernah diberikan di tempat ini
Bidan Mey :
Pendidikan kesehatan reproduksi remaj,persiapan pernikahan,cara mengatasi
menarche,disminore,dan penyakit menular seksual.
24. Wawancara: “dalam bentuk apa
bu pelayanan kesehatan bagi wanita hamil yang diberikan disini ?”
Bidan Mey
:Pemeriksaan imunisasi, pemeriksaan HB, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan
HbsAg, HIV,dan senam hamil.
25. Wawancara: “dalam bentuk apa
bu pelayanan kesehatan bagi wanita melahirkan yang diberikan disini ?”
Bidan Mey :“kalau melahirkan ya asuhan persalinan normal,tapi kalo ada masalah tetap di kolaborasikan,
asuhan nomal mulai dari mengkaji, mendiagnosa, membuat perencanaan,
melaksanakan, mengevaluasi.”
26. Wawancara: “dalam bentuk apa bu
pelayanan kesehatan bagi wanita nifas yang diberikan disini ?”
Bidan Mey :Melakukan
konseling,cara menyusui yang baik dan benar,cara merawat payudara,mengatasi
masalah payudara,memeriksa kembali pemulihan alat reproduksi,memeriksa keadaan
genital dan kebersihannya,memeriksa keadaan jahitan,memeriksa adanya infeksi
atau tidak,memberikan pelayanan KB,memberkan pendidikan tentang
ibadah,aqiqah,memberi nama yang baik dan
sebagainya.
27.
Wawancara:
“dalam bentuk apa bu pelayanan kesehatan bagi wanita menyusui yang diberikan
disini ?”
Bidan Mey : “tata cara
menyusui yang baik dan benar,merawat payudara dan mengatasi masalah payudara.
28. Wawancara: “dalam bentuk apa bu,
pelayanan kesehatan bagi wanita lanjut usia yang pernah diberikan disini “
Bidan Mey : “Menjelaskan
tanda-tanda Pra-menapause,hal-hal yang mungkin terjadi setelah
menapause,memberikan pendidikan kesehatan secara periotik tentang
diabetes,kolestrol dan sebagainya,IVA dan pap smear dan mendeteksi secara dini
kanker rahim dan senam lansia
29. Observasi : Mengobservasi adanya
poster atau leaflet yang terkait (menghadapi kehamilan, menghadapi persalinan,
menyusui, menjadi ortu, kesehatan perempuan, keluarga berencana). Apabila tidak
ada, dapat dintanyakan mengenai contoh promosi kesehata nyang biasa dilakukan.
Hasil
observasi di lapangan :
Terdapat
poster yang terkait dengan menghadapi kehamilan, menghadapi persalinan, menyusui,
menjadi orang tua, kesehatan perempuan, keluarga berencana. Hal ini sesuai
dengan upaya preventif, upaya promotif yang harus dimiliki oleh seorang bidan.
30.
Wawancara:
“bu, boleh berbagi pengalaman ketika ibu menghadapi kasus patologis?”
Bidan
Mey : Memberikan
pertolongan pertama,baru setelah itu di rujuk ke pihak yang berwewenang sesuai
kebutuhan pasien.
31. Observasi : Mengobservasi
adanya rekam medik dan silahkan dicermati dan tanyakan mana yang merupakan data
subyektif, data obyektif, diagnosa, merumuskan masalah, kebutuhan, antisipasi,
masalah potensial, mana kasus yang membutuhkan rujukan atau kolaborasi dan
bagaimana penanganan awalnya.
Hasil
observasi : ada, terdapat data subyektif, data obyektif, diagnosa, merumuskan
masalah, kebutuhan, antisipasi, masalah potensial yang terpisah perindividu.
Dan terdapat pula rekam medik mengenai kasus yang membutuhkan rujukan atau
kolaborasi dan cara penanganan awalnya.
Hasil
observasi di lapangan
Dari
observasi lapangan yang dilakukan di tempat praktek bidan Mey terdapat data subyektif, data
obyektif, diagnosa, merumuskan masalah, kebutuhan, antisipasi, masalah
potensial. Dan terdapat pula rekam medik mengenai kasus yang membutuhkan
rujukan atau kolaborasi dan cara penanganan awalnya. Hal ini bermaksud
menciptakan catatan permanen tentang asuhan yang diberikan kepada pasien,
memungkinkan berbagai informasi diantara para pemberi asuhan, memfasilitasi
pemberian asuhan yang berkesinambungan, memungkinkan pengevaluasian dari asuhan
yang diberikan, memberikan data untuk catatan nasional, riset dan statistik
mortalitas/morbiditas, meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman dan bermutu
tinggi kepada klien, ini semua sesuai dengan manfaat adanya pendokumentasian
disetiap tindakan yang dilakukan oleh bidan.
32. Wawancara: “apakah asuhan yang
diberikan ke pasien selalu sesuai dengan yang direncanakan ? bagaimana
pengalaman ibu dalam menghadapi pasien dan keluarga saat memberikan asuhan ?”
Bidan Mey :Rata-rata sesuai dengan apa yang di rencanakan,tetapi
kadang-kadang tidak seperti sebelumnya kita menduga proses persalinan akan
berjalan normal akan tetapi tiba-tiba muncul masalah di pertengahan seperti
pendarahan,kontraksi uterus terhenti,ibu yang tidak mau mengejan,ibu stress dan
kontraksi terhenti.dan penangan kegawat daruratan harus siap.
33. Wawancara: “saat memberi
pelayanan kesehatan kepada pasien, bagaimana cara ibu menjelaskan kepada pasien
mengenai konsep sehat sakit ?”
Bidan Mey : Kesehatan itu tidak
tidak hanya terbebas dari psikologis, spritual, fisiologis ,maupun budaya, akan
tetapi juga mengenai fungsi-fungsi organ tubuh kita.
34.
Wawancara:
“apakah pelayanan kesehatan di tempat ini mencakup keseluruhan baik pelayanan
untuk ibu, keluarga maupun masyarakat ? boleh ibu berbagi pengalaman saat
memberikan pelayanan kesehatan bagi keluarga dan masyarakat ?”
Bidan Mey : “ pasti. Untuk secara individu
pasien datang kesini
pelayanan individu. Untuk keluarga kadang kala kita melakukan kunjungan, kadang
pasien yang sudah waktunya kontrol tapi tidak kontrol. Terus kalau keluarga
yang datang mendamingi kita berikan pendidikan kesehatan. Untuk pelayanan masyarakat misalnya lewat sosialisasi
terhadap masyarakat.
35.
Wawancara:
“bu, boleh berbagi tips kepada kami supaya kami besok saat menjadi bidan dapat
memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan kepada pasien ?”
Bidan Mey : “Kalau kita
besok menjadi bidan,kita harus mempunyai keterampilan, pengetahuan yang
memadai, mengikuti pelatihan-pelatihan supaya kita menjadi percaya diri bahwa
kita itu mampu dan mempunyai pengetahuan maupun keterampilan, memenuhi fasilitas
untuk membuka praktik dan mengurus surat ijin praktik secara lengkap sesuai
dengan kebijakan,menerima pasien dengan sebaik mungkin yaitu dengan senyum, salam,
sapa, sopan, santun serta menjaga privasi pasien,menyiapkan diri, dan melakukan
asuhan sesuai prosedur, menyampaikan hasil pemeriksaan, memberikan pengetahuan
tentang kesehatan ibu, memberikan pelayanan sesuai dengan kasus.
36. Observasi :
Mengobservasi adanya form informed consent (persetujuan pasien)
Hasil
observasi di lapangan :
Dari hasil
observasi yang kami lakukan, terdapat banyak sekali form informed consent
(persetujuan pasien) di tempat praktek bidan Istri Yuliani hal ini menunjukan
bahwa Bidan Mey
menghormati martabat manusia dan penentuan pilihan sendiri tidak memaksakan
kehendak terhadap pasien, serta menghormati perbedaan budaya dan etnik. Form
informed consent (persetujuan pasien) yang disimpan lengkap dengan tanda-tangan
pasien untuk keakuratan persetujuan pasien tersebut.
37.
Wawancara:
“bu, bagaimana ya prosedur atau standar (SOP) di tempat ini dalam hal
memberikan pelayanan mandiri, kolaborasi dan rujukan ?”
Bidan Mey : “Pelayanan
mandiri sesuai kewenangan dan di BPM ini memberikan tindakan sesuai kewenangan
dan prosedur,untuk penangan kolaborasi dan rujukan juga sudah di tentukan.
Hasil diskusi kelompok perbandingan
dengan teori yang sudah diberikan dosen
Dalam praktek lapangan wawancara dan
observasi kepada Mey Muhartati di BPM
pada tanggal 27 November 2016, kami menyimpulkan bahwa
Bidan Mey
sesuai dengan standart profesi bidan, begitu juga dengan upaya Bidan di
pelayanan kesehatan primer juga memenuhi standart profesi bidan, kode etik
bidan, dan sesuai dengan kewenangan seorang bidan.Terlihat dari
ibu Mey menyambut kami,
cara dia berpakaian dengan rapi, sopan dan santun serta beliau berbahasa yang ramah.
Pendidikan yang di tempuh
dan pengalaman bekerja pun sesuai dengan profesinya sebagai
bidan. Tindakan dan pelayanan yang duberikan juga sesuai dengan
kewenangan bidan. Begitu
juga dengan lingkungan sekitar tempat praktek terjaga bersih demi kenyamanan
pasien saat mengunjungi tempat prakteknya. Ruang lingkup pelayanan yang
dilakukan ditempat prakteknya pun bekerja dalam kemitraan dengan perempuan yang
meliputi balita, remaja, wanita hamil, wanita melahirkan, wanita nifas, wanita
menyusui dan wanita lanjut usia. Saat menghadapi kasus patologis, Bidan Mey juga menyesuaikan kewenangannya sebagai
bidan, apabila bukan kewenangannya lagi maka beliau memindahkan asuhan ke pihak
yang lebih berwenang.
Manajemen kebidanan yang terdapat di
tempat praktek Bidan Mey
secara lengkap tersusun rapi yang menunjukan bahwa dalam melaksanakan tindakan
Bidan Mey tetap berpegang teguh pada
manajemen kebidanan. Model
praktek kebidanan yang digunakan oleh bidan Mey mulai dari mandiri, kolaborasi dan
rujukan sesuai dengan prosedur atau standar (SOP) dalam memberikan pelayanan.