Jumat, 10 Maret 2017

WAWANCARA BIDAN

WAWANCARA BIDAN



 Kelompok 3 :
                                    Serly Anjelina                        (16140175)
                                    Yustri Astri Delita                 (16140235)
                                    Hukmi Diniati                       (16140236)
                                    Notin Lolita                          (16140148)
                                    Alvionita                                (16150145)
                                    Erika Nur Fitriana                (16140215)
                                    Rahmiza Lestari                    (16140226)
                                    Yunita Santi Lalo                  (16140216)
                                    Yensi ayu. K                          (15150168)
                                    Ria Abdah Sari                     (16140207)

                                    Dosen Pengampu        : Ian Rossalia Pradita Puteri, SST, M.Kes
                                    Narasumber               : Mey Muhartati, S.Si,T,M.Kes


Narasumber : Bidan  Mey Muhartati, S.Si,T,M.Kes
1.      Observasi : Observasi bidan saat menerima pasien (senyum, sopan, santun, salam, sapa) atau apabila tidak ada pasien selama kunjungan dapat dilihat dari bidan saat menerima mahasiswa saat mengambil data.
Hasil observasi : Bidan Mey teruji bersikap ramah (senyum, sopan, santun, salam, sapa) terhadap mahasiswa saat mengambil data dan ibu bidan menerima kami dengan baik. Pada saat kami selesai mewawancara dan mengobservasi di kliniknya kami berpamitan kemudian kami photo bersama bu Bidan Mey.  Kamipun mengucapkan Terima Kasih atas waktu yang telah diberikan untuk melakukan wawancara.
2.      Wawancara : Ibu boleh cerita kepada kami mengenai pengalaman ibu bidan sebagai bidan professional saat menghadapi kepanikan keluarga pasien yang baru pertama kali mengantarkan pasien melahirkan ?
Bidan Mey : Memberikan penjelasan akan keadaan pasien, berusaha menenangkan keluarga pasien dengan memberikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan. Menjelaskan tanda-tanda persalinan yang normal. Menyampaikan bahwa pasien dalam keadaan normal jelaskan kepada keluarga dan pasien bahwa sakitnya itu adalah proses persalinan dimana kontraksi itu untuk membuka jalan lahir yang pasti di alami semua ibu yang akan melahirkan.  Supaya keluarga pasien tidak perlu panik selama keadaan pasien dalam keadaan normal. Membantu pasien dalam mengatasi rasa sakit dan nyeri dengan rileks tarik napas dengan santai. Serta menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi pasien sebagai bentuk support untuk pasien.
3.      Wawancara : Bu, besok kalau kami sudah menjadi bidan, apa tips yang paling pokok supaya kami bisa menjadi seorang pendamping wanita yang baik dalam hal kesehatan?
Bidan Mey : Menjadi seorang bidan harus pintar  menjalin kepercayaan pasien, Bidan dalam menjadi pendamping wanita tidak hanya waktu bersalin tetapi dari masa remaja pun bidan harus mendampingi, misalnya pemberitahuan masa remaja, masa hamil, masa melahirkan, masa nifas, masa menyusui. Bidan sudah mempunyai tugas untuk mendampingi wanita dengan memberikan Asuhan kebidanan supaya pasien bisa menjalankan tugasnya sebagai wanita dan sebagai seorang ibu.
4.      Wawancara : Bu, bagaimana cara supaya kami besok ketika sudah menjadi bidan dapat mendukung peran orang tua?
Bidan Mey :Ibu bidan menyatakan bahwa seorang bidan harus mendukung peran orang tua. Bidan Mey juga menyampaikan bahwa salah satu cara untuk mendukung peran orang tua yaitu melalui edukasi. Misalnya, pada ibu yang baru pertama kali melahirkan, maka  ibu tersebut wajib dikasih tahu mengenai cara asuh terhadap bayi agar bayi tetap terjaga kesehatannya.Di dalam menjalankan perannya, bidan juga memiliki keyakinan yang di jadikan panduan dalam memberikan asuhan. Bidan juga harus mampu memberikan keyakinan kepada seorang ibu agar dapat menjalankan perannya sebagai ibu yang baik bagi bayinya.Peran orang tua sangat penting untuk pertumbuhan bayi karena pertumbuhan bayi juga tergantung dari bagaimana sudut pandang seorang ibu dalam menjalankan perannya.
5.      Wawancara : Mengobservasi adanya poster di sekitar tempat praktik tersebut.
Bidan Mey: setiap ruangan yang kami observasi terdapat banyak poster di tempat praktik ibu bidan Mey, di depan kliniknya saja sudah terdapat banyak poster mengenai kesehatan ibu hamil,posisi ibu dalam persalinan,perkembangan-perkembangan janin,senam ibu hamil,KB, asuhan bayi dan balita
6.      Wawancara : :”bu, untuk contoh pendidikan kesehatan ke pasien itu seperti apa yang sering ibu berikan ke pasien?”
Bidan Mey: Pendidikan yang di berikan harus sesuai dengan kasus.Bisa tentang kebersihan personal hygine,lingkungan,gizi,nutrisi dan semua kebutuhan ibu yang harus di penuhi serta memberikan edukasi terhadap suami tentang peran suami terhadap istri,dan memberikan pengetahuan kepada ibu tentang merawat bayi,menjaga kebersihan reproduksi,kebutuhan KB,dan mengetahui tanda-tanda bahaya sesuai kasus.
7.      Wawancara : Mengobservasi di sekeliling ruang praktik apakah ada poster tentang pencegahan infeksi.?
Bidan Mey: Terdapat poster cara mencuci tangan efektiv.
8.      Wawancara :”ibu, kasus-kasus yang seperti apa yang pernah ibu konsultasikan ke tenaga kesehatan lain?”
Bidan Mey : Seperti kolaborasi,contohnya kalau ibu hamil kita melakukan kolaborasi untuk USG standar trimester 1,2,3 1X tapi kita tawarkan dengan pasien karena USG membutuhkan biaya atau bila ada kecurigaan yang kita tidak bisa deteksi pemeriksaan dari luar biasanya harus membutuhkan kesehatan lain.
9.      Wawancara :”ibu, boleh berbagi pengalaman kasus yang pernah ibu kolaborasikan dengan tenaga kesehatan yang lain?”
Bidan Mey : rujukan kasus,misalkan pada waktu ibu hamil mengalami  hipertensi,preklamsi,atau masalah kesehatan yang lain,yang di luar kewenangan bidan maka harus di kolaborasikan.
10.  Wawancara :”bu, bagimana pengalaman ibu saat menghadapi kasus gawat darurat ?”
Bidan Mey : kita tidak perlu panik (harus tenang) karena pada saat gawat darurat pasien sudah panik.Kita harus bergerak cepat sehingga pengetahuan dan keterampilan itu wajib kita kuasai sehingga langkah-langkah yang kita lakukan harus beratura (sesuai).Dalam pikiran kita harus tersusun dengan menegakkan diagnosa.Dan peralinan harus mempunyai asisten tidak boleh sendidri sehingga kita bisa meminta bantuan dan pasien cepat teratasi.
11.   Wawancara: Mengobservasi adanya rekam medik (status pasien/buku register), Surat Ijin Praktik Bidan?”
Bidan Mey : Terdapat rekam medik yang di letakkan pada klinik bagian depan (teras) yang tersusun rapi sesuai. status pasien, buku register dan ada surat ijin praktek bidan yang terletak di ruang tunggu pasien.
12.   Wawancara : “bu, apakah ibu di bantu oleh bidan yang lain ? Ada berapa bu?”
Bidan Mey : Bidan Mey di bantu oleh 4 asisten.
13.  Wawancara : “Mengobservasi kerapian bidan (penampilan) dan saat bidan berkomunikasi dengan orang lain (sopan santun, keramahan, tata krama)?”
Bidan Mey : Bidan Mey berpenampilan baik, sopan dan santun kepada kami disaat kami mewawancarai dan mengobservasi beliau, saat berkomunikasi dengan kami bidan Mey berbahasa yang santun dan ramah
Hasil observasi di lapangan:
Bidan Istri dalam menerima mahasiswa saat mengisisi data di tempat prakteknya menjalankan karakteristik bidan yaitu ramah dan tamah (senyum, sapa, santun salam, sopan). Dan disaat berkomunikasi dengan kami beliau menggunakan bahasa yang santun dan mudah dimengerti. Hal ini sesuai dengan karakteristik seorang bidan.
14.  Wawancara: “ Bu, bagaiman dengan jenjang pendidikan yang ibu tempuh?”
Bidan Mey : TK,SD,SMP,SMA berjalan lancar (sesuai),sekolah perawat kesehatan tahun 1975, lalu beliau kerja selama 2 tahun,di lanjutkan D-1 sekolah kebidanan selama 2 tahun,D-3 pada tahun 2003-2006 dan D-1V pada tahun 2006-2007 di Universitas Respati Yogyakarta dan pada tahun 2010-2012 beliau melanjudkan S-2 di UNS.
15.  Wawancara: “Sebelum kerja disini, ibu dulu pernah bekerja dimana bu ? “
Bidan Mey : dulu pada saat sekolah perawat di RS.BETHESDA sudah mulai bekerja selama 2 tahun,lalu pada saat SK turun pada April tahun 1992,dan bekerja sebagai PNS di puskesmas prambanan 1,kemudian bekerja sebagai PNS  di puskesmas prambanan 2 pada tahun 2000 dan kemudian pensiun pada tahun 2012,dan setelah pensiun beliau mengajar sebagai dosen di stikes Aisyah sampai sekarang.
16.  Wawancara: “pelayanan kesehatan apa saja yang dapat dilayani disini bu ?”
Bidan Mey : pelayanan kesehatan yang ada di BPM ini seperti : KIA, KB, kesehatan reproduksi di mulai siklus hidup perempuan, rencana pernikahan, hamil, bersalin, nifas, BBL, imunisasi, persalinan normal, pijat bayi, IVA dan PAP SMEAR, tes HB, dan tes kehamilan.
17.  Observasi : Mengobservasi cuci tangan efektif pra dan pasca tindakan.
Hasil observasi : Karena saat kunjungan belum ada pasien yang berobat, maka kami mengobserasinya disaat beliau mencuci tangan sebelum mengambil peralatan. Bidan Mey mencuci tangan dengan efektif dan benar disaat beliau mencuci tangan sebelum memegang peralatan.
18.  Wawancara: “ bu, untuk sistem sterilisasi di tempat ini bagaimana ya bu ?”
Bidan Mey : Bidan Mey menggunakan sterilisator,autoklaf dan langsang.
19.   Wawancara: “bagaimana pengelolaan sampah medis dan non medisnya?”
Bidan Mey : Sampah di bedakan sampah umum,sampah medis,dan sampah tajam.Pembuangan sampah non kontaminasi itu di tempat sampah umum,dan sampah medis bekerja sama dengan Dini Melani,Condong Catur,dan Dini melani telah bekerja sama dengan PT.Ara dan PT.Ara inilah tempat pengelolaan sampah medis.
20.  Observasi : Mengobservasi kebersihan lingkungan setempat
Hasil observasi : kebersihan lingkungan tempat praktik bidan Mey  terjaga, saat mengobservasi kami tidak melihat adanya sampah disekitar tempat prakteknya.
21.  Observasi : Mengobservasi adanya surat ijin praktek bidan.
Hasil observasi di lapangan :
Terdapat surat ijin praktik bidan dan terdapat di dinding.
22.  Wawancara: “bu, disini pelayanan kesehatan apa saja yang diberikan pada balita?”
Bidan Mey : Pemeriksaan tumbuh kembang, imunisasi, MTBM/MTBS (manajemen terpadu bayi muda dan manajemen terpada balita sakit),dan pijat bayi.
23.  Wawancara: “untuk pelayanan kesehatan pada remaja yang pernah diberikan di tempat ini
Bidan Mey : Pendidikan kesehatan reproduksi remaj,persiapan pernikahan,cara mengatasi menarche,disminore,dan penyakit menular seksual.
24.   Wawancara: “dalam bentuk apa bu pelayanan kesehatan bagi wanita hamil yang diberikan disini ?”
Bidan Mey :Pemeriksaan imunisasi, pemeriksaan HB, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan HbsAg, HIV,dan senam hamil.
25.   Wawancara: “dalam bentuk apa bu pelayanan kesehatan bagi wanita melahirkan yang diberikan disini ?”
Bidan Mey :“kalau melahirkan ya asuhan persalinan normal,tapi kalo ada masalah tetap di kolaborasikan, asuhan nomal mulai dari mengkaji, mendiagnosa, membuat perencanaan, melaksanakan, mengevaluasi.”
26.  Wawancara: “dalam bentuk apa bu pelayanan kesehatan bagi wanita nifas yang diberikan disini ?”
Bidan Mey :Melakukan konseling,cara menyusui yang baik dan benar,cara merawat payudara,mengatasi masalah payudara,memeriksa kembali pemulihan alat reproduksi,memeriksa keadaan genital dan kebersihannya,memeriksa keadaan jahitan,memeriksa adanya infeksi atau tidak,memberikan pelayanan KB,memberkan pendidikan tentang ibadah,aqiqah,memberi nama yang baik dan  sebagainya.
27.   Wawancara: “dalam bentuk apa bu pelayanan kesehatan bagi wanita menyusui yang diberikan disini ?”
                  Bidan Mey : “tata cara menyusui yang baik dan benar,merawat payudara dan mengatasi masalah payudara.
28.  Wawancara: “dalam bentuk apa bu, pelayanan kesehatan bagi wanita lanjut usia yang pernah diberikan disini “
 Bidan Mey : “Menjelaskan tanda-tanda Pra-menapause,hal-hal yang mungkin terjadi setelah menapause,memberikan pendidikan kesehatan secara periotik tentang diabetes,kolestrol dan sebagainya,IVA dan pap smear dan mendeteksi secara dini kanker rahim dan senam lansia
29.  Observasi : Mengobservasi adanya poster atau leaflet yang terkait (menghadapi kehamilan, menghadapi persalinan, menyusui, menjadi ortu, kesehatan perempuan, keluarga berencana). Apabila tidak ada, dapat dintanyakan mengenai contoh promosi kesehata nyang biasa dilakukan.
Hasil observasi di lapangan :
Terdapat poster yang terkait dengan menghadapi kehamilan, menghadapi persalinan, menyusui, menjadi orang tua, kesehatan perempuan, keluarga berencana. Hal ini sesuai dengan upaya preventif, upaya promotif yang harus dimiliki oleh seorang bidan.
30.  Wawancara: “bu, boleh berbagi pengalaman ketika ibu menghadapi kasus patologis?”
Bidan Mey : Memberikan pertolongan pertama,baru setelah itu di rujuk ke pihak yang berwewenang sesuai kebutuhan pasien.
31.   Observasi : Mengobservasi adanya rekam medik dan silahkan dicermati dan tanyakan mana yang merupakan data subyektif, data obyektif, diagnosa, merumuskan masalah, kebutuhan, antisipasi, masalah potensial, mana kasus yang membutuhkan rujukan atau kolaborasi dan bagaimana penanganan awalnya.
Hasil observasi : ada, terdapat data subyektif, data obyektif, diagnosa, merumuskan masalah, kebutuhan, antisipasi, masalah potensial yang terpisah perindividu. Dan terdapat pula rekam medik mengenai kasus yang membutuhkan rujukan atau kolaborasi dan cara penanganan awalnya.
Hasil observasi di lapangan
Dari observasi lapangan yang dilakukan di tempat praktek bidan Mey terdapat data subyektif, data obyektif, diagnosa, merumuskan masalah, kebutuhan, antisipasi, masalah potensial. Dan terdapat pula rekam medik mengenai kasus yang membutuhkan rujukan atau kolaborasi dan cara penanganan awalnya. Hal ini bermaksud menciptakan catatan permanen tentang asuhan yang diberikan kepada pasien, memungkinkan berbagai informasi diantara para pemberi asuhan, memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan, memungkinkan pengevaluasian dari asuhan yang diberikan, memberikan data untuk catatan nasional, riset dan statistik mortalitas/morbiditas, meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman dan bermutu tinggi kepada klien, ini semua sesuai dengan manfaat adanya pendokumentasian disetiap tindakan yang dilakukan oleh bidan.
32.  Wawancara: “apakah asuhan yang diberikan ke pasien selalu sesuai dengan yang direncanakan ? bagaimana pengalaman ibu dalam menghadapi pasien dan keluarga saat memberikan asuhan ?”
Bidan Mey :Rata-rata sesuai dengan apa yang di rencanakan,tetapi kadang-kadang tidak seperti sebelumnya kita menduga proses persalinan akan berjalan normal akan tetapi tiba-tiba muncul masalah di pertengahan seperti pendarahan,kontraksi uterus terhenti,ibu yang tidak mau mengejan,ibu stress dan kontraksi terhenti.dan penangan kegawat daruratan harus siap.
33.   Wawancara: “saat memberi pelayanan kesehatan kepada pasien, bagaimana cara ibu menjelaskan kepada pasien mengenai konsep sehat sakit ?”
Bidan Mey : Kesehatan itu tidak tidak hanya terbebas dari psikologis, spritual, fisiologis ,maupun budaya, akan tetapi juga mengenai fungsi-fungsi organ tubuh kita.
34.  Wawancara: “apakah pelayanan kesehatan di tempat ini mencakup keseluruhan baik pelayanan untuk ibu, keluarga maupun masyarakat ? boleh ibu berbagi pengalaman saat memberikan pelayanan kesehatan bagi keluarga dan masyarakat ?”
Bidan Mey : “ pasti. Untuk secara individu pasien datang kesini pelayanan individu. Untuk keluarga kadang kala kita melakukan kunjungan, kadang pasien yang sudah waktunya kontrol tapi tidak kontrol. Terus kalau keluarga yang datang mendamingi kita berikan pendidikan kesehatan. Untuk pelayanan masyarakat misalnya lewat sosialisasi terhadap masyarakat.
35.  Wawancara: “bu, boleh berbagi tips kepada kami supaya kami besok saat menjadi bidan dapat memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan kepada pasien ?”
Bidan Mey : “Kalau kita besok menjadi bidan,kita harus mempunyai keterampilan, pengetahuan yang memadai, mengikuti pelatihan-pelatihan supaya kita menjadi percaya diri bahwa kita itu mampu dan mempunyai pengetahuan maupun keterampilan, memenuhi fasilitas untuk membuka praktik dan mengurus surat ijin praktik secara lengkap sesuai dengan kebijakan,menerima pasien dengan sebaik mungkin yaitu dengan senyum, salam, sapa, sopan, santun serta menjaga privasi pasien,menyiapkan diri, dan melakukan asuhan sesuai prosedur, menyampaikan hasil pemeriksaan, memberikan pengetahuan tentang kesehatan ibu, memberikan pelayanan sesuai dengan kasus.
36.    Observasi : Mengobservasi adanya form informed consent (persetujuan pasien)
Hasil observasi di lapangan :
Dari hasil observasi yang kami lakukan, terdapat banyak sekali form informed consent (persetujuan pasien) di tempat praktek bidan Istri Yuliani hal ini menunjukan bahwa Bidan Mey menghormati martabat manusia dan penentuan pilihan sendiri tidak memaksakan kehendak terhadap pasien, serta menghormati perbedaan budaya dan etnik. Form informed consent (persetujuan pasien) yang disimpan lengkap dengan tanda-tangan pasien untuk keakuratan persetujuan pasien tersebut.
37.  Wawancara: “bu, bagaimana ya prosedur atau standar (SOP) di tempat ini dalam hal memberikan pelayanan mandiri, kolaborasi dan rujukan ?”
Bidan Mey : “Pelayanan mandiri sesuai kewenangan dan di BPM ini memberikan tindakan sesuai kewenangan dan prosedur,untuk penangan kolaborasi dan rujukan juga sudah di tentukan.



  
  Hasil diskusi kelompok perbandingan dengan teori yang sudah diberikan dosen
            Dalam praktek lapangan wawancara dan observasi kepada Mey Muhartati di BPM pada tanggal 27 November 2016, kami menyimpulkan bahwa  Bidan Mey sesuai dengan standart profesi bidan, begitu juga dengan upaya Bidan di pelayanan kesehatan primer juga memenuhi standart profesi bidan, kode etik bidan, dan sesuai dengan kewenangan seorang bidan.Terlihat dari ibu Mey menyambut kami, cara dia berpakaian dengan rapi, sopan dan santun serta beliau berbahasa yang ramah.
             Pendidikan yang di tempuh dan pengalaman bekerja pun sesuai dengan profesinya sebagai bidan. Tindakan dan pelayanan yang duberikan juga sesuai dengan kewenangan bidan. Begitu juga dengan lingkungan sekitar tempat praktek terjaga bersih demi kenyamanan pasien saat mengunjungi tempat prakteknya. Ruang lingkup pelayanan yang dilakukan ditempat prakteknya pun bekerja dalam kemitraan dengan perempuan yang meliputi balita, remaja, wanita hamil, wanita melahirkan, wanita nifas, wanita menyusui dan wanita lanjut usia. Saat menghadapi kasus patologis, Bidan Mey juga menyesuaikan kewenangannya sebagai bidan, apabila bukan kewenangannya lagi maka beliau memindahkan asuhan ke pihak yang lebih berwenang.
            Manajemen kebidanan yang terdapat di tempat praktek Bidan Mey secara lengkap tersusun rapi yang menunjukan bahwa dalam melaksanakan tindakan Bidan Mey tetap berpegang teguh pada manajemen kebidanan. Model praktek kebidanan yang digunakan oleh bidan Mey mulai dari mandiri, kolaborasi dan rujukan sesuai dengan prosedur atau standar (SOP) dalam memberikan pelayanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar