Jumat, 10 Maret 2017

KESEIMBANGAN ASAM DAN BASA

RESUME
KDK II
“KESEIMBANGAN ASAM DAN BASA”






Disusun Oleh :

                                                      Nama  : Serly Anjelina
                                                   NIM    : 16140175
`                                                  Kelas  : B.13.2




PRODI DIV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2016/2017




Keseimbangan Asam Basa

MATERI 1

Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya.
Satuan derajat keasaman adalah pH:
1. pH 7,0 adalah netral
2. pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
3. pH dibawah 7,0 adalah asam.
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki ph antara 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia.Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga ph bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan. Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit
bikarbonat.
3. Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan) pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam. Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit. Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian ph tersebut, bias menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu
asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit.
Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolism yang serius.
Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya.
Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru
atau kelainan pernafasan.
Asidosis Respiratorik
Defenisi :
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat. Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
Penyebab :
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
1. Emfisema
2. Bronkitis kronis
3. Pneumonia berat
4. Edema pulmoner
5. Asma
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan. Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.
Asidosis Metabolik
Defenisi :
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bias terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
Penyebab :
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme. Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu di antaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidois metabolik:
1. Gagal ginjal
2. Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
3. Ketoasidosis diabetikum
4. Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
5. Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida
6. Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau kolostomi.
Alkalosis Respiratorik
Defenisi :
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
Penyebab :
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.
Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
1. Rasa nyeri
2. Sirosis hati
3. Kadar oksigen darah yang rendah
4. Demam
5. Overdosis aspirin.
Pengobatan :
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri. Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
Alkalosis Metabolik
Defenisi :Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.
Penyebab :
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut). Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama akalosis metabolik:
1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).





MATERI 2
A.    Pengertian
Pada dasarnya keseimbangan asam basa mengacu kepada pengaturan ketat konsentrasi ion hydrogen (H­­+) bebas di dalam cairan tubuh. Secara umum keseimbangan asam basa digambarkan dalam reaksi dalam keseimbangan dalam berikut ini.
                                                CO2 + H2 O←H 2CO­3← H­­­­++ HCO3­­­­­-
Reaksi diatas bersifat reversible karena dapat berlangsung dalam dua arah,bergantung pada konsentrasi zat-zat yang terlibat.Saat kadar CO­­­2 dalam darah meningkat ,reaksi akan berpindah kesisi asam dan menghasilkan H+ serta menghasilkan HCO­­3­- . Sebaliknya,jika kadar CO2 dalam darah menurun ,reaksi tersebut akan berpindah ke sisi CO­2. Dalam proses ini,ion H+ dan HCO3- bereaksi membentuk H2CO3 yang dengan cepat berubah kembali menjadi CO3 dan H2O. Ketidakseimbangan asam basa terjadi bila perbandingan antara(HCO3-) dan (CO) tidak professional .Normalnya, perbandingan antara keduanya adalah 20/1 . Jika perbandingan tersebut berubah,akan terjadi ketidakseimbangan yang menimbulkan gangguan yang disebut asidosis dan alkalosis. Baik asidosis maupun alkalosis keduanya dipengaruhi oleh fungsi pernafasan dan metabolisme.Karena itu dikenal istilah asidosis respiratorik dan asidosis metabolik serta alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolik.

Tabel 1.1 Kadar  pH ,PCO2 ,HCO yang diketahui pada keadaan asidosis dan alkalosis
Tingkat metabolic
Tingkat respiratorik
Asidosis
Alkalosis
Asidosis
Alkalosis
pH serum
<7,35
>7,45
<7,35
>7,45
pCO

Normal,mulai menurun sampai<40mmHg untuk keseimbangan
Normal,mulai naik sampai>40mmHg untuk keseimbangan
Meningkat diatas mmHg(karena retensi karbondioksida yang berlebihan)
Menurun sampai 40 mmHg(akibat banyak kehilangan karbondioksida)
HCO3
Menurun sampai dibawah 27 mEq/L
Meningkat sampai diatas 27 mEq/L
Normal,meningka t sampai lebih dari 27mEq/L untuk kompensasi
Normal,menurun sampai kurang dari 27 mEq/L untuk kompensasi
pH urine
<6,0
>6,0

Saat terjadi gangguan keseimbangan asam basa,tubuh akan berupaya memperbaikinya melalui suatu system regulasi sehat yang disebut kompensasi.Selain melalui system buffer, upaya kompensasi ini dilakukan melalui mekanisme pernafasan dan mekanisme ginjal.

B.     Asidosis Respiratorik
Asidosis respiratorik adalah gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh retensi CO2 akibat kondisi hiperkapnia. karena jumlah CO2 yang keluar melalui paru berkurang,terjadi peningkatan H2CO3 yang kemudian menyebabkan peningkatan (H+). Kondisi ini bisa disebabkan olleh banyak hal,diantaranya adalah penyakit paru,depresi pusat pernafasan,kerusakan saraf  atau otot yang menghambat kemampuan bernafas
. Sebagai upaya kompensasi,ginjal akan berupaya menahan bikarbonat untuk mengembalikan rasio asam karbonat dan bikarbonat yang normal. Akan tetapi,karena ginjal berespons relative lambat terhadap keseimbangan asam-basa,respons kompensasi tersebut mungkin akan membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari sampai pH kembali normal.

         Tanda-tanda klinis asidosis respiratorik meliputi :
1.      Nafas dangkal,gangguan pernafasan yang menyebabkan hipoventilasi
2.      adanya  tanda-tanda depresi susunan saraf pusat,gangguan kesadaran dan disorientasi
3.      pH plasma < 7,35; pH urine<6
4.      PCO­­tinggi (>45 mmHg)


C. Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik dikenal juga dengan istilah asidosis non respiratorik,mancakup semua jenis asidosis yang bukan disebabkan oleh kelebihan  CO2 dalam cairan tubuh. Pada Keadaan tidak terkompensasi,kondisi ini ditandai dengan penurunan HCO3­­­plasma,sedangkan kadar CO2 normal. Asidosis metabolik biasanya disebabkan oleh pengeluaran cairan kaya HCO3- secara berlebihan atau oleh penimbunan asam non karbonat. Kondisi tersebut merangsang pusat pernafasan untuk meningktkan frekuensi dan kedalaman nafas . Akibatnya,karbondioksida semakin banyak terbuang dan kadar asam karbonat menurun. Upaya ini meminimalkan perubahan pH.

Tanda dan gejala asidosis metabolik meliputi :
1.    Pernafasan kussmaul,yaitu pernafasan cepat dan dalam
2.    Kelelahan (malaise)
3.    Disorientasi
4.    Koma
5.    pH plasma < 3,5
6.    PCO2 normal atau rendah jika sudah terjadi kompensasi
7.    Kadar bikarbonat rendah (anak-anak < 20mEq/1,dewasa < 21mEq/1)
D. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis respiratorik merupakan dampak utama pengeluaran COberlebih akibat hiperventilasi . Jika ventilasi paru meningkat,jumlah COyang dikeluarkan akan lebih besar daripada yang dihasilkan. Akibatnya,H­­2COyang terbentuk berkurang dan H­menurun. Kemungkinan penyebab alkalosis respiratorik adalah demam,kecemasan dan keracunan aspirin yang kesemuanya merangsang ventilasi yang berlebihan. Sebagai upaya kompensasi ginjal akan mengekresikan bikarbonat untuk mengembalikan pH kedalam rentang normal.
            Tanda dan gejala klinis alkalosis respiratorik meliputi :
1.  Penglihatan kabur
2.  Baal dan kesemutan pada ujung jari tangan dan kaki
3.  Kemampuan konsentrasi  terganggu
4.  Tetani ,kejang aritmia jantung (pada kasus yang gawat)
5.  pH>7,45



E. Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolik adalah penurunan (reduksi) H+ plasma yang disebabkan oleh defisiensi relatife asam-asam non karbonat. Pada kondisi ini,peningkatan HCO3- tidak diimbangi dengan peningkatan CO2 .Dalam keadaan tidak terkonpensansi,kadar HCO3- bisa berlipat ganda dan menyebabkan rasio alkalotik 40/1. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh muntah yang teerus menerus dan ingesti obat-obat alkali. Sebagai upaya kompensasi,pusat pernafasan ditekan agar pernafasan menjadi pendek dan dangkal.
Akibatnya,karbondioksida menjadi tertahan dan kadar asam karbonat meningkat guna mengimbangi kelebihan bikarbonat.
            Tanda dan gejala kllinis alkalosis metabolik meliputi:
1.    Apatis
2.    Lemah
3.    Gangguan mental(misalnya:gelisah,bingung,letargi)
4.    Kram
5.    Pusing














Kesimpulan
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya. Keseimbangan asam basa mengacu kepada pengaturan ketat konsentrasi ion hydrogen (H­­+) bebas di dalam cairan tubuh. Baik asidosis maupun alkalosis keduanya dipengaruhi oleh fungsi pernafasan dan metabolisme. Oleh karena itu dikenal istilah asidosis respiratorik dan asidosis metabolik serta alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolik. Asidosis respiratorik adalah gangguan keseimbangan asam-basa dimana keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida akibat kondisi hiperkapnia.karena jumlah CO2 yang keluar melalui paru berkurang,terjadi peningkatan H2CO3 yang kemudian menyebabkan peningkatan (H+). Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal,diantaranya adalah penyakit paru,depresi pusat pernafasan,kerusakan saraf  atau otot yang menghambat kemampuan bernafas. Asidosis metabolik,dikenal juga dengan istilah asidosis non respiratorik,mancakup semua jenis asidosis yang bukan disebabkan oleh kelebihan  CO2 dalam cairan tubuh. Asidosis metabolik biasanya disebabkan oleh pengeluaran cairan kaya HCO3- secara berlebihan atau oleh penimbunan asam non karbonat.Kondisi tersebut merangsang pusat pernafasan untuk meningktkan frekuensi dan kedalaman nafas.
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah. Penyebabnya adalah pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat. Penyebabnya seperti penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat),kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung, kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).





REFERENSI
Anonim. http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JCD . Asam Basa (diakses pada tanggal 28 februari 2017)
Anonim http://www.docs-engine.com/pdf/1/Jurnal Kesetimbangan Asam dan Basa



Tidak ada komentar:

Posting Komentar