RESUME
KDK II
“KESEIMBANGAN ASAM DAN BASA”
Disusun Oleh :
Nama : Serly Anjelina
NIM : 16140175
` Kelas : B.13.2
PRODI
DIV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN
AJARAN 2016/2017
Keseimbangan Asam Basa
MATERI 1
Derajat keasaman merupakan suatu sifat
kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya.
Satuan derajat keasaman
adalah pH:
1. pH 7,0 adalah netral
2. pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
3. pH dibawah 7,0 adalah asam.
Suatu asam
kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat
memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki ph antara
7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena
perubahan pH yang sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap
beberapa organ.
Tubuh menggunakan 3
mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam
bentuk amonia.Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau
basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah
sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH
darah. Suatu penyangga ph bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan
pH suatu larutan. Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat.
Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida
(suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran
darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit
karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka
akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit
bikarbonat.
3. Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme
oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa
karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut
dikeluarkan (dihembuskan) pusat pernafasan di otak mengatur jumlah
karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman
pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan
darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah
meningkat dan darah menjadi lebih asam. Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman
pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit
demi menit. Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian ph
tersebut, bias menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan
asam basa, yaitu
asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan
pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung
basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu
banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang
menyebabkan meningkatnya pH darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih
merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit.
Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari
adanya masalah metabolism yang serius.
Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau
respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya.
Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh
ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.
Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh
penyakit paru-paru
atau kelainan pernafasan.
Asidosis Respiratorik
Defenisi :
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi
paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat. Kecepatan dan kedalaman
pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan
normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi
asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur
pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
Penyebab :
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat
mengeluarkan karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada
penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
1. Emfisema
2. Bronkitis kronis
3. Pneumonia berat
4. Edema pulmoner
5. Asma
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit
dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika
dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.
Asidosis Metabolik
Defenisi :
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang
ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan
keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih
cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan
cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha
mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam
dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bias terlampaui jika tubuh
terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat
dan berakhir dengan keadaan koma.
Penyebab :
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok
utama:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu
asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang
menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah metanol
(alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat
menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui
metabolisme. Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat
dari beberapa penyakit; salah satu di antaranya adalah diabetes melitus tipe
I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak
dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan
pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari
metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk
membuang asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun
bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan
fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal
tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau
penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidois metabolik:
1. Gagal ginjal
2. Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
3. Ketoasidosis diabetikum
4. Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
5. Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat,
metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida
6. Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran
pencernaan karena diare, ileostomi atau kolostomi.
Alkalosis Respiratorik
Defenisi :
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi
basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida
dalam darah menjadi rendah.
Penyebab :
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi,
yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari
aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah
kecemasan.
Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
1. Rasa nyeri
2. Sirosis hati
3. Kadar oksigen darah yang rendah
4. Demam
5. Overdosis aspirin.
Pengobatan :
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah
memperlambat pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat
pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri,
diberikan obat pereda nyeri. Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan
kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah
penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya. Pilihan lainnya
adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian
menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan
berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbondioksida
meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi
kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
Alkalosis Metabolik
Defenisi :Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah
dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.
Penyebab :
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak
asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode
muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung
(seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah
pembedahan perut). Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang
yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.
Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau
kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam
mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama akalosis metabolik:
1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau
akibat penggunaan kortikosteroid).
MATERI 2
A. Pengertian
Pada dasarnya
keseimbangan asam basa mengacu kepada pengaturan ketat konsentrasi ion hydrogen
(H+) bebas di dalam cairan tubuh. Secara umum keseimbangan asam
basa digambarkan dalam reaksi dalam keseimbangan dalam berikut ini.
CO2 +
H2 O←H 2CO3← H++ HCO3-
Reaksi diatas bersifat
reversible karena dapat berlangsung dalam dua arah,bergantung pada konsentrasi
zat-zat yang terlibat.Saat kadar CO2 dalam darah meningkat ,reaksi
akan berpindah kesisi asam dan menghasilkan H+ serta
menghasilkan HCO3- . Sebaliknya,jika kadar CO2 dalam
darah menurun ,reaksi tersebut akan berpindah ke sisi CO2. Dalam
proses ini,ion H+ dan HCO3- bereaksi
membentuk H2CO3 yang dengan cepat berubah kembali
menjadi CO3 dan H2O. Ketidakseimbangan asam basa
terjadi bila perbandingan antara(HCO3-) dan (CO2 )
tidak professional .Normalnya, perbandingan antara keduanya adalah 20/1 . Jika
perbandingan tersebut berubah,akan terjadi ketidakseimbangan yang menimbulkan
gangguan yang disebut asidosis dan alkalosis. Baik asidosis maupun alkalosis
keduanya dipengaruhi oleh fungsi pernafasan dan metabolisme.Karena itu dikenal
istilah asidosis respiratorik dan asidosis metabolik serta alkalosis
respiratorik dan alkalosis metabolik.
Tabel 1.1 Kadar pH ,PCO2 ,HCO yang
diketahui pada keadaan asidosis dan alkalosis
|
||||
Tingkat metabolic
|
Tingkat respiratorik
|
|||
Asidosis
|
Alkalosis
|
Asidosis
|
Alkalosis
|
|
pH serum
|
<7,35
|
>7,45
|
<7,35
|
>7,45
|
pCO
|
Normal,mulai menurun sampai<40mmHg untuk keseimbangan
|
Normal,mulai naik sampai>40mmHg untuk keseimbangan
|
Meningkat diatas mmHg(karena retensi karbondioksida yang
berlebihan)
|
Menurun sampai 40 mmHg(akibat banyak kehilangan
karbondioksida)
|
HCO3
|
Menurun sampai
dibawah 27 mEq/L
|
Meningkat sampai
diatas 27 mEq/L
|
Normal,meningka t
sampai lebih dari 27mEq/L untuk kompensasi
|
Normal,menurun
sampai kurang dari 27 mEq/L untuk kompensasi
|
pH urine
|
<6,0
|
>6,0
|
Saat terjadi gangguan
keseimbangan asam basa,tubuh akan berupaya memperbaikinya melalui suatu system
regulasi sehat yang disebut kompensasi.Selain melalui system buffer, upaya
kompensasi ini dilakukan melalui mekanisme pernafasan dan mekanisme ginjal.
B. Asidosis Respiratorik
Asidosis respiratorik
adalah gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh retensi CO2 akibat
kondisi hiperkapnia. karena jumlah CO2 yang keluar melalui paru
berkurang,terjadi peningkatan H2CO3 yang kemudian
menyebabkan peningkatan (H+). Kondisi ini bisa disebabkan olleh
banyak hal,diantaranya adalah penyakit paru,depresi pusat pernafasan,kerusakan
saraf atau otot yang menghambat kemampuan bernafas
. Sebagai upaya
kompensasi,ginjal akan berupaya menahan bikarbonat untuk mengembalikan rasio
asam karbonat dan bikarbonat yang normal. Akan tetapi,karena ginjal berespons
relative lambat terhadap keseimbangan asam-basa,respons kompensasi tersebut
mungkin akan membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari sampai pH
kembali normal.
Tanda-tanda
klinis asidosis respiratorik meliputi :
1. Nafas
dangkal,gangguan pernafasan yang menyebabkan hipoventilasi
2. adanya tanda-tanda
depresi susunan saraf pusat,gangguan kesadaran dan disorientasi
3. pH
plasma < 7,35; pH urine<6
4. PCO2 tinggi
(>45 mmHg)
C. Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik
dikenal juga dengan istilah asidosis non respiratorik,mancakup semua jenis
asidosis yang bukan disebabkan oleh kelebihan CO2 dalam
cairan tubuh. Pada Keadaan tidak terkompensasi,kondisi ini ditandai dengan penurunan
HCO3- plasma,sedangkan kadar CO2 normal.
Asidosis metabolik biasanya disebabkan oleh pengeluaran cairan kaya HCO3- secara
berlebihan atau oleh penimbunan asam non karbonat. Kondisi tersebut merangsang
pusat pernafasan untuk meningktkan frekuensi dan kedalaman nafas .
Akibatnya,karbondioksida semakin banyak terbuang dan kadar asam karbonat
menurun. Upaya ini meminimalkan perubahan pH.
Tanda dan gejala
asidosis metabolik meliputi :
1. Pernafasan
kussmaul,yaitu pernafasan cepat dan dalam
2. Kelelahan (malaise)
3. Disorientasi
4. Koma
5. pH plasma < 3,5
6. PCO2 normal
atau rendah jika sudah terjadi kompensasi
7. Kadar bikarbonat
rendah (anak-anak < 20mEq/1,dewasa < 21mEq/1)
D. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis respiratorik
merupakan dampak utama pengeluaran CO2 berlebih akibat
hiperventilasi . Jika ventilasi paru meningkat,jumlah CO2 yang
dikeluarkan akan lebih besar daripada yang dihasilkan. Akibatnya,H2CO3 yang
terbentuk berkurang dan H+ menurun. Kemungkinan
penyebab alkalosis respiratorik adalah demam,kecemasan dan keracunan aspirin
yang kesemuanya merangsang ventilasi yang berlebihan. Sebagai upaya kompensasi
ginjal akan mengekresikan bikarbonat untuk mengembalikan pH kedalam rentang
normal.
Tanda
dan gejala klinis alkalosis respiratorik meliputi :
1. Penglihatan kabur
2. Baal dan kesemutan
pada ujung jari tangan dan kaki
3. Kemampuan
konsentrasi terganggu
4. Tetani ,kejang aritmia
jantung (pada kasus yang gawat)
5. pH>7,45
E. Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolik
adalah penurunan (reduksi) H+ plasma yang disebabkan oleh
defisiensi relatife asam-asam non karbonat. Pada kondisi ini,peningkatan HCO3- tidak
diimbangi dengan peningkatan CO2 .Dalam keadaan tidak
terkonpensansi,kadar HCO3- bisa berlipat ganda dan
menyebabkan rasio alkalotik 40/1. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh
muntah yang teerus menerus dan ingesti obat-obat alkali. Sebagai upaya
kompensasi,pusat pernafasan ditekan agar pernafasan menjadi pendek dan dangkal.
Akibatnya,karbondioksida menjadi tertahan dan
kadar asam karbonat meningkat guna mengimbangi kelebihan bikarbonat.
Tanda
dan gejala kllinis alkalosis metabolik meliputi:
1. Apatis
2. Lemah
3. Gangguan
mental(misalnya:gelisah,bingung,letargi)
4. Kram
5. Pusing
Kesimpulan
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia
yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya. Keseimbangan asam basa
mengacu kepada pengaturan ketat konsentrasi ion hydrogen (H+)
bebas di dalam cairan tubuh. Baik asidosis maupun alkalosis keduanya
dipengaruhi oleh fungsi pernafasan dan metabolisme. Oleh karena itu dikenal
istilah asidosis respiratorik dan asidosis metabolik serta alkalosis
respiratorik dan alkalosis metabolik. Asidosis respiratorik adalah gangguan
keseimbangan asam-basa dimana keasaman darah yang
berlebihan karena penumpukan karbondioksida akibat kondisi
hiperkapnia.karena jumlah CO2 yang keluar melalui paru
berkurang,terjadi peningkatan H2CO3 yang kemudian
menyebabkan peningkatan (H+). Kondisi ini bisa disebabkan oleh
banyak hal,diantaranya adalah penyakit paru,depresi pusat pernafasan,kerusakan
saraf atau otot yang menghambat kemampuan bernafas. Asidosis
metabolik,dikenal juga dengan istilah asidosis non respiratorik,mancakup semua
jenis asidosis yang bukan disebabkan oleh kelebihan CO2 dalam
cairan tubuh. Asidosis metabolik biasanya disebabkan oleh pengeluaran cairan
kaya HCO3- secara berlebihan atau oleh penimbunan
asam non karbonat.Kondisi tersebut merangsang pusat pernafasan untuk
meningktkan frekuensi dan kedalaman nafas.
Alkalosis Respiratorik adalah suatu
keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam,
sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
Penyebabnya adalah pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi,
yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari
aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah
kecemasan. Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan
basa karena tingginya kadar bikarbonat. Penyebabnya seperti penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam
etakrinat),kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung, kelenjar
adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar