Senin, 01 Mei 2017

Anatomi Tumbuhan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG

Dunia hewan atau tumbuhan sebagai organisme terdapat suatu unit-unit. Unit terkecil dalam suatu organisme adalah sel. Beberapa referensi menyebutkan bahwa sel adalah segumpal protoplasma yang berinti, sebagai individu yang berfungsi menyelenggarakan seluruh aktivitas untuk kebutuhan hidupnya. Sel sendiri sebagai dasar menyusun suatu organisme yang terdiri dari inti (nukleus) yang terbungkus oleh membran atau struktur serupa tanpa membran.
Tidak ada kehidupan dalam satuan yang lebih kecil dari pada sel. Maka dari itu, sel punya peran yang cukup urgent bagi mobilitas suatu organisme. Meskipun ia merupakan unit terkecil dalam suatu organisme, namun ia juga mempunyai sebuah ruang yang disebut dengan ruang sel. Ruang sel adalah tempat organel-organel yang lain yang berada didalam sel. Ruang sel ini meliputi bagian-bagian dalam sel yang mencakupnya protoplasma atau cairan sel. Sedangkan ruang antar sel adalah penghubung antar sel yang satu dengan yang lainnya.
Karena perannya yang cukup krusial, maka kita harus mengkajinya lebih lanjut mengenai sel. Maka dari itu penulis menyusun makalah tentang perbedaan sel tumbuhan dengan sel hewan.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.2.1        Apa Pengertian Sel?
1.2.2        Bagaimana Struktur Sel?
1.2.3        Apa Saja Organel-Organel Sel?
1.2.4        Perbedaan Sel Hewan Dan Sel Tumbuhan?

1.3  TUJUAN PENULISAN
1.3.1        Untuk Mengetahui Pengertian Sel
1.3.2        Untuk Mengetahui Struktur Sel
1.3.3        Untuk Mengetahui Organel-Organel Sel
1.3.4        Untuk Mengetahui Perbedaan Sel Hewan Dan Sel Tumbuhan


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sel
            Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti rongga/ruangan.
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.
      Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.

2.2 Struktur Sel
Struktur sel untuk pertama kali dilaporkan oleh seorang ilmuwan Inggris bernama Robert Hooke, tepatnya pada tahun 1665 atau kurang lebih 342 tahun yang lalu. Ia telah melakukan penelitian pada sayatan tumbuhan gabus (Quercus suber) yang sangat tipis dengan menggunakan mikroskop. Pada sayatan gabus tersebut ditemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding-dinding dan tampak seperti sarang lebah madu. Ia memberi nama penemuannya itu ”cella” yang artinya ruang kosong.
Penemuan Robert Hooke mengenai struktur berongga yang terdapat pada sel gabus tersebut sebenarnya hanya mengenai sel mati. Di dalam sel semacam itu hanya terlihat rongga sel tanpa isi. Akan tetapi, penemuan tersebut telah memberikan dorongan kepada para ilmuwan lainnya untuk mempelajari dan menyelidiki sayatan-sayatan yang dibuat dari bagian tubuh makhluk hidup.
Di dalam sel terjadi reaksi kimia dan berbagai macam proses hidup yang merupakan ciri bahwa sel merupakan unit fungsional. Sebagai unit struktural sel merupakan komponen penyusun jaringan makhluk hidup. Setiap sel terdiri dari protoplasma dan membran sel. Protoplasma kemudian terbagi lagi menjadi plasma sel atau sitoplasma dan inti sel atau nukleus. Sitoplasma terdiri dari medium semi cair yang disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-organel dengan bentuk dan fungsi yang terspesialisasi.
Secara struktural, sel dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Penamaan eukariot dan prokariot ini didasari oleh ada tidaknya membran pada nukleus. Organisme yang tidak memiliki membran nukleus disebut organisme prokariot, sedangkan organisme yang memiliki membran nukleus disebut organisme eukariot. Kata prokariot berasal dari bahasa Yunani, yaitu pro dan karyon. Pro artinya sebelum dan karyon artinya inti sel. Demikian pula istilah eukariot berasal dari kata eu dan karyon. Eu artinya sebenarnya dan karyon artinya inti sel. Pada sel eukariotik yang memiliki membran nukleus, cairan dalam intinya (nukleoplasma) terpisah dengan cairan yang berada di luar nukleus (sitoplasma).





Secara umum sel memiliki bagian- bagian yaitu:
1.      Inti
Inti sel adalah pusat pengawasan sel. Ia mengawasi reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel dan reproduksi sel. Inti mengandung asam dioksiribonukleat (ADN) yang umum disebut gen atau kromosom. Gen ini menentukan sifat-sifat protein enzim sitoplasma, dan dengan jalan ini mengawasi aktivitas sitoplasma.
ADN ini mengawasi aktivitas sitoplasma dengan cara mensintesis asam ribonukleat (ARN ) dari salah satu utas molekul AND kemudian ditranspor kedalam sitoplasma tempat sintesis protein. Ada tiga jenis ARN yang penting dalam sintesis protein yakni ARN kurir (mRNA), ARN pemindah (tRNA), dan ARN ribosom (rRNA). ARN kurir memindahkan molekul asam amino kemollekul protein waktu protein disentesis, dan ARN ribosom membawa asam amino  yang dibituhkan untuk sintesis protein tertentu.
Sintesis protein, baik protein structural maupun enzim sangat berpengaruh terhadap inti sel, antara lain mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme. Pertumbuhan organisme disebabkan oleh bertambah besar atau bertambah banyaknya sel. Selain akibat sintesis protein, pertumbuhan sel somatik, juga dipengaruhi oleh pembelahan mitosis, yakni satu sel membelah menjadi dua sel anak yang mengandung jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya. Sedangkan pada sel-sel kelamin, pembelahan mitosi akan diikuti dengan pembeelahan mitosis, yakni pembelahan sel yang diikuti dengan reduksi jumlah kromosom. Jenis pembelah ini menyebabkan sela anak hanya mewarisi setengah dari kromosom sel induk.
2.      Sitoplasma
Sitoplasma terisi oleh partikel-partikel dan organel kecil dan besar. Bagian cairan yang jernih dimana pertikel-partikel tersebar, dinamakan hialoplasma; hialoplasma terutama mengandung protein yang terlarut, elektolit, glukosa, dan dalam jumlah sedikit fospolipid, kolesterol dan asam lemak teresterifikasi.
Bagian sitoplasma yang tepat dibawah membrane sel sering mengalami gelatinasi menjadi  setengah padat yang dinamakan  korteks atau ektoplasma. Sedangkan sitoplasma yang terdapat antara korteks dan membrane inti berbentuk encer dan dinamakan endoplasma. Partikel-partikel besar yang terbesar dalam sitoplasma adalah butir-butir lemak netral, granula glikogen, ribosom, granula sekresi dan dua organel yang penting, mitokondria dan lisosom. Sedangkan organel penting lainnya yang melekat pada membrane inti sel adalah reticulum endoplasma dan kompleks golgi.

3.      Membran Sel
Pada dasarnya semua struktur fisika sel dibatasi oleh membrane yang terutama terdiri atas lipid dan protein. Semua membrane, baik membrane sel, inti, reticulum endoplasma, mitokondria, lisosom, maupun kompeks golgi mempunyai struktur yang sama, yakni terdiri atas lipid, lapisan protein dan lapisan tipis mukplolisakarida,. Protein dan mukopolisakarida yang terdapat pada permukaan membrane membuatnya hidrofilix, yakni air dengan mudah melekat pada membrane. Adanya lapisan mukoplolisakarida pada permukaan luar membrane menyebabkan tegangan permukaan luar berbeda dengan permukaan dalam,  sehingga reaktivitas kimia permukaan dalam sel berbeda dengan permukaan luarnya. Sedangkan lipid yang terletak ditengah membrane menyebabkan membrane tidak dapat ditembus oleh zat-zat yang tidak larut dalam lipid.
Membran sel dilengkapi pori-pori agar zat yang tidak larut dalam lipid seperti air dan urea dapat melewati membran sel. Pori-pori pada membrane disebabkan oleh adanya molekul protein besar yang merusak struktur lipid membrane dan membentuk jalan dari satu sisi membrane ke sisi lainnya. Karenanya, membrane sel tidak hanya semi perrmiabel terhadap substansi yang mengelilinginya, tetapi juga kadang bersifat permeabel atau impermeabel.

2.3 Organel- Organel Sel
            Di dalam sel terdapat organel- organel sel yaitu:
1.      Membran Plasma
Membran plasma atau membran sel pada sel hewan merupakan lapisan yang paling luar yang membatasi isi sel dengan lingkungan di sekitarnya, sedangkan membran plasma pada sel tumbuhan terdapat di antara dinding sel dengan isi sel tersebut. Fungsi utama membran plasma, yaitu sebagai pengatur lalu lintas berbagai zat yang keluar dan zat yang masuk dari dan ke dalam sel secara selektif permeabel.
Dengan perbesaran yang sangat kuat dapat diketahui bahwa membran plasma terdiri dari dua lapisan. Ketebalan masing-masing lapisan antara 2,5 sampai 3,5 nm (1 nm = 10-5 mm), kedua lapisan itu dipisahkan oleh suatu lapisan terang setebal ± 3,5 nm sehingga tebal membran plasma secara keseluruhan dapat mencapai ± 10 nm.

Membran sel atau membran plasma tersusun dari dua lapisan lipoprotein, yaitu senyawa lipida yang mengandung protein. Lipida pada membran plasma terutama berupa fosfolipida, glikolipida, dan sterol. Setiap molekul lipid terdiri dari bagian ”kepala” berupa gliserol bersifat hidrofilik atau mampu mengikat molekul air, dan bagian ”ekor” berupa asam lemak yang bersifat hidrofobik atau menolak molekul air. Perbandingan protein dengan lipida pada membran plasma bergantung pada spesies dan lingkungan hidupnya, tetapi rata-rata kandungan protein berkisar antara setengah sampai dua pertiga bagian dari berat kering membran plasma tersebut.
Molekul protein yang terdapat pada permukaan dalam maupun permukaan luar membran plasma disebut protein ekstrinsik atau protein perifer yang sifatnya hidrofilik. Sementara itu, molekul protein yang menembus dari permukaan dalam ke permukaan luar dinamakan protein intrinsik atauprotein integral. Bagian-bagian protein intrinsik yang terbenam di dalam lapisan lipida bersifat hidrofobik dan bagian yang mencuat ke permukaan cenderung bersifat hidrofilik. Adanya polisakarida yang terikat pada molekul-molekul protein membran plasma tersebut menambah sifat hidrofilik pada kedua permukaan membran plasma itu.

Sifat hidrofilik pada kedua sisi membran plasma menyebabkan membran plasma bersifat selektif permeabel sehingga ada molekul-molekul yang hanya dapat melewati membran dari luar ke dalam sel, atau hanya dapat melewati membran dari dalam ke luar sel saja. Namun, ada pula molekul yang dapat melewati membran dari dalam ke luar sel maupun sebaliknya. Contohnya, membran akan membiarkan substansi yang berguna, seperti O2 dan glukosa ke dalam sel. Membran juga akan membiarkan substansi yang tidak berguna, seperti CO2 untuk meninggalkan sel. Selain itu, membran akan menjaga zat racun untuk masuk ke dalam sel melalui struktur molekul yang dimilikinya.

2.      Sitoplasma

Istilah sitoplasma dipergunakan untuk menyatakan protoplasma yang terdapat di luar nukleus. Jadi, sitoplasma meliputi substansi yang berada di dalam sel, tetapi di luar nukleus. Sitoplasma ini terdiri dari matriks atau sitosol yang transparan, dan sejumlah organel, yaitu struktur yang memiliki membran pemisah terhadap matriks di sekelilingnya. Bagian terbesar dari matriks ialah air dan selebihnya berupa zat-zat organik, misalnya karbohidrat, lemak, dan protein serta berbagai macam zat anorganik.
Sistem koloid terdiri dari medium berupa air dan misel, yaitu partikel-partikel yang tersebar di dalamnya. Sistem ini di dalam sitoplasma memiliki kekentalan yang dapat berubah dari keadaan encer atau mudah mengalir (fase sol) menjadi keadaan kental yang sulit mengalir (fase gel). Begitu pula sebaliknya, yaitu dari fase gel menjadi fase sol. Perubahan fase ini disebabkan berubahnya kadar air dan susunan partikel partikel di dalam sitoplasma.
3.      Nukleus
Nukleus atau inti sel biasanya berbentuk bundar atau oval, terletak di sekitar bagian tengah sel. Struktur yang merupakan pusat pengendali seluruh kegiatan sel ini, memiliki dua rangkap membran nukleus sebagai pembatas terhadap sitoplasma yang ada di sekelilingnya. Membran ini tersusun dari lipoprotein yang sama seperti membran plasma, serta memiliki pori-pori yang memungkinkan beberapa macam substansi dapat melintasinya, baik dari dalam nukleus ke sitoplasma maupun sebaliknya. Matriks di dalam nukleus disebut nukleoplasma, di dalamnya terkandung bermacam-macam enzim yang terlarut serta kromosom dan nukleoid (tunggal: nukleolus).


Komponen utama penyusun kromosom ialah protein dasar yang disebut histon dan asam nukleat dalam bentuk asam deoksiribonukleat (DNA). DNA merupakan substansi genetika pembawa sifat-sifat keturunan. Di dalam sel yang tidak sedang mengalami proses pembelahan, terdapat kromosom yang sangat halus dan panjang yang biasa disebut sebagai kromatin. Jumlah kromosom pada sel berbagai spesies sangat bervariasi, jumlah tersebut umumnya tetap pada setiap spesies. Nukleolus merupakan badan yang berbentuk bundar dan hanya tampak setelah berakhirnya proses pembelahan sel. Badan ini berfungsi pada pembentukan jenis asam nukleat yang lain, yaitu asam ribonukleat (RNA). 





  
4.      Ribosom
Ribosom merupakan suatu partikel nukleoprotein, yaitu senyawa protein dengan molekul asam ribonukleat (RNA). Pada sel-sel eukariotik, setiap ribosom memiliki diameter berukuran sekitar 20 nm, sedangkan pada sel-sel prokariotik ukurannya lebih kecil. Sebagian organel ini melekat pada membran retikulum endoplasma membentuk kelompok-kelompok yang disebut polisom, sedangkan yang selebihnya tersebar bebas di dalam sitosol bahkan kerap kali terdapat pula dalam organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Organel ini berperan pada sintesis protein dan tahap-tahap sintesis protein.

5.      Retikulum endoplasma (RE)

Retikulum endoplasma merupakan sistem membran yang sangat luas di dalam sel. Retikulum endoplasma di bawah mikroskop elektron, tampak seperti rongga atau tabung pipih yang saling berhubungan dan menutupi sebagian besar sitoplasma. Membran-membran ini mempunyai struktur lipid protein yang sama dengan membran lain dalam sel tersebut. Setiap membran pada retikulum endoplasma memiliki satu permukaan yang menghadap sitosol dan yang lain menghadap bagian dalam rongga tersebut. Retikulum endoplasma (RE) dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu retikulum endoplasma kasar (RE granular) yang banyak mengikat ribosom dan retikulum endoplasma halus (RE agranular) yang hanya terdiri atas membran saja. Kedua macam Retikulum endoplasma ini, dapat ditemukan di dalam satu sel yang sama. RE agranular mempunyai peranan dalam proses sekresi sel dan sintesis lemak, fosfolipid dan steroid. Sedangkan, RE granular berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Di samping itu, retikulum endoplasma juga berfungsi sebagai sistem transpor substrat dan hasil-hasil dari sitoplasma ke luar sel dan ke nukleus.

6.      Lisosom

Lisosom termasuk organel yang sangat kecil dibandingkan dengan organel lain, umumnya berdiameter antara 0,2 sampai 0,5 nm. Organel ini dihasilkan oleh badan golgi dan banyak tersebar di dalam sitoplasma sel-sel hewan, terutama pada sel-sel kelenjar, dan sel-sel darah putih yang bersifat fagosit, juga terdapat pada jamur dan protista.
Di dalam lisosom terdapat bermacam-macam enzim hidrolitik yang berperan dalam pencernaan intraseluler sebagai pengurai berbagai substansi di dalam sel. Substansi tersebut sebagian berasal dari luar, misalnya polisakarida, lemak, dan protein termasuk juga bakteri yang ditangkap secara fagosit. Sebagian lagi substansi tersebut berupa organel-organel yang sudah tidak terpakai, bahkan sel-sel yang rusak atau mati. Dengan demikian, bahan-bahannya dapat dimanfaatkan kembali untuk pertumbuhan sel-sel yang baru.

7.      Mitokondria 


Mitokondria berbentuk bulat, lonjong, atau batang dengan diameter berkisar antara 0,5 – 1,0 nm dan panjang antara 1 – 2 nm. Organel ini terdapat pada semua sel eukariotik dengan jumlah beragam. Pada sel yang aktivitasnya tinggi seperti sel saraf dan sel otot, didapatkan mitokondria dalam jumlah ratusan sampai ribuan. Pada ganggang, Chlorella misalnya hanya terdapat sebuah mitokondria berukuran besar yang bercabang-cabang, sedangkan pada sel darah merah tidak terdapat mitokondria. Mitokondria memiliki dua lapis membran, yaitu membran dalam dan membran luar. Membran dalam memiliki lipatan-lipatan ke arah dalam yang disebut krista dan berfungsi pada proses respirasi sel. Pada proses respirasi sel ini, permukaan membran dalam akan bertambah luas. Membran dalam diselaputi oleh membran luar yang strukturnya sama dengan membran plasma dan berperan sebagai pengatur keluar masuknya zat-zat kimia dari dan ke dalam sel.
Matriks dibungkus oleh membran dan mengandung DNA dan ribosom sehingga di dalam mitokondria dapat berlangsung proses sintesis protein. Namun, fungsi utama organel ini adalah sebagai tempat berlangsungnya proses respirasi sel. Di dalam matriksnya terdapat bermacam-macam enzim yang mengendalikan tahap-tahap reaksi respirasi sel.





8.      Kloroplas

Kloroplas merupakan salah satu bentuk plastida, yaitu organel yang terbungkus oleh dua lapis membran dan mengandung pigmen yang sebagian besar merupakan klorofil atau zat hijau daun. Selain itu, di dalam kloroplas terdapat pula pigmen-pigmen lainnya yang tergolong karotenoid, yaitu karioten yang memberikan warna jingga dan xantofil untuk warna kuning. Bentuk kloroplas menyerupai cakram dengan diameter 5 – 10 nm dan ketebalan antara 2 – 4 nm. Organel ini dijumpai pada sel-sel fotosintesis tumbuhan dan beberapa jenis ganggang. Di dalam membran pembungkus kloroplas terdapat grana (tunggal: granum), yaitu tumpukan kantung-kantung yang masing-masing berisi pigmen klorofil, karotenoid, juga protein dan lemak.
Setiap kantung disebut tilakoid dan yang lebih panjang ada di antaranya, yaitu tilakoid stroma, menghubungkan grana yang satu dengan grana yang lain. Seluruh grana tersebut terbenam di dalam stroma, yaitu bahan dasar yang bening dan banyak mengandung enzim-enzim pembentuk karbohidrat, terdapat pula sedikit DNA, RNA, dan ribosom.

9.      Badan Mikro

Organel yang dibatasi oleh selapis membran ini berbentuk bulat dengan diameter berkisar antara 0,5 mm sampai 1,5 mm. Badan mikro merupakan organel yang dihasilkan dari retikulum endoplasma dan tidak memiliki struktur dalam. Terdapat dua macam badan mikro yang penting, yaitu peroksisom dan glioksisom.
Peroksisom merupakan organel yang pada tumbuhan terdapat di dalam jaringan fotosintesis dan berhubungan langsung dengan kloroplas, sedangkan pada hewan terdapat di dalam selsel hati dan ginjal. Organel ini mengandung beberapa enzim metabolisme seperti enzim asam glikosilat dan H2O2 (hidrogen peroksida) yang berfungsi pada rangkaian fotorespirasi sel tumbuhan. Hidrogen peroksida yang dihasilkan dari beberapa reaksi biokimia di dalam sel tumbuhan maupun hewan ini bersifat racun. Selanjutnya, akan diuraikan oleh enzim katalase yang juga terdapat di dalam peroksisom menjadi senyawa yang tidak beracun. Glioksisom berisi enzim yang berfungsi untuk menguraikan molekul-molekul lemak menjadi karbohidrat selama perkecambahan, dalam reaksi ini pun dihasilkan H2O2 yang akan diuraikan oleh enzim katalase.

10.  Sitoskeleton
Sitoskeleton berfungsi sebagai rangka pada sel seperti halnya rangka pada tubuh manusia. Sitoskeleton memberikan bentuk pada sel dan membantu pengangkutan bahan-bahan di dalam sel. Sitoskeleton terbagi menjadi tiga jenis, yaitu mikrotubul, mikrofilamen, dan filamen intermediat.
a.       Mikrotubul
Mikrotubul (jamak = mikrotubula) terdapat pada sel-sel hewan maupun sel tumbuhan berupa silinder atau tabung yang tidak bercabang-cabang, panjangnya mencapai beberapa mikrometer (mm) dengan diameter luar ± 25 nm dan diameter dalam 12 nm. Organel ini tersusun dari molekul-molekul protein tubulin yang terangkai dalam susunan heliks (terpilin) membentuk dinding silinder berongga. Pada irisan melintang mikrotubul tampak penampang lintangnya terdiri dari 13 subunit yang merupakan bagian dari 13 benang-benang tubulin. Mikrotubul bersifat kaku dan berperan sebagai rangka dalam sel (sitoskeleton) yang memberi bentuk sel. Peranan lainnya adalah membantu pengangkutan bahanbahan di dalam sel, serta merupakan komponen utama yang membangun silia, flagel, dan benang-benang gelendong inti selama berlangsungnya pembelahan sel.
b.      Mikrofilamen
Mikrofilamen merupakan benang-benang halus dengan diameter berkisar antara 5 sampai 7 nm. Benang-benang ini tersusun dari protein aktin. Selain itu, terdapat juga protein pada kontraksi otot seperti yang terlihat pada gambar. Mikrofilamen juga berperan dalam pembentukan kaki semu pada protista dan jamur lendir.


c.       Filamen Intermediat
Bahan-bahan yang menyusun filamen intermediat adalah keratin. Keratin merupakan protein berbentuk serabut yang menggulung-gulung. Filamen intermediat berfungsi sebagai penahan tegangan dan memberikan bentuk sel. Selain itu, filamen intermediat juga berfungsi sebagai jangkar bagi organel dan nukleus.

11.  Badan Golgi

Kita dapat mengatakan golgi sebagai pusat produksi, pergudangan, penyortiran, dan pengiriman. Di sini, produk RE dimodifikasi dan disimpan, kemudian dikirim ke tujuan lain. Oleh karena itu, aparatus golgi sangat banyak ditemukan pada sel yang terspesialisasi untuk sekretori, misalnya sel-sel kelenjar pencernaan, sel-sel kelenjar pankreas, kelenjar air ludah, dan kelenjar air mata. Badan golgi bertugas melakukan modifikasi produk kiriman RE sebelum digunakan di dalam atau di luar sel. Salah satu modifikasi yang dilakukan oleh golgi, yaitu glikosilasi yang merupakan modifikasi protein. Glikosilasi menghasilkan oligosakarida yang khas sebagai penanda protein yang akan masuk ke dalam sel.





2.4 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Sel Hewan
 
                 
Tabel Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Perbedaan
Sel hewan
Sel Tumbuhan
Bentuk Sel
Berbagai macam, dapat berubah ubah bentuk dan tidak kaku
Bentuk sel tumbuhan kaku, jarang berubah bentuk kecuali derivat sel.
Ukuran Sel
Kecil
Besar
Dinding Sel
Tidak ada
Ada
Inti Sel
Ada
Ada
Matriks Ekstraselular
Ada
Tidak ada
Lisosom
Umumnya banyak terdapat dalam sel hewan
Jarang ditemukan
Peroksisom
Ada
Ada
Glioksisom
Tidak ada/Jarang
Ada
Elastisitas jaringan
Tinggi, tidak adanya dinding sel
Rendah, karena adanya dinding sel
Letak Inti Sel
Berada di tengah sel
Berada di pheriperal sitoplasma
Sentrosom/Sentriol
Ada
Tidak ada / Jarang ditemukan
Organel Respirasi
Mitokondria
Kloroplast (plastida) dan mitokondria
Vakuola sel
Kecil dan banyak
Tunggal akan tetapi sangat besar
Silia
Sering ditemukan
Sangat jarang
Flagela
Sering ditemukan
Jarang, hanya pada sperma tumbuhan tertentu
Pembentukan Spindle
Secara Amphiastral
Secara anastral
Sitokinesis sel
Membentuk furrowing
Membentuk lempeng mitosis
Ketahanan Tekanan
Lemah tanpa vakuola kontraktil
Kuat karena dinding sel
Tingkat Totipotensi
Rendah
Sangat tinggi
Sambungan antar sel
Desmosome, Tight junction
Plasmodesmata

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar