MAKALAH ASUHAN
KEBIDANAN KEHAMILAN TENTANG
MOLA HIDATIDOSA DAN KEHAMILAN EKTOPIK
Disusun
Oleh
Kelompok : II ( Dua )
Kelas : B.13.2
PRODI D.IV BIDAN
PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai “Kehamilan Ektopik Dan Kehamilan Molahidatidosa Pada
Kehamilan Muda”.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun kami. Kritik yang mendukung dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Yogyakarta,
19 february 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi ..............................................................................................................
Kata
Pengantar
.....................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
.....................................................................................
B.
Tujuan
..................................................................................................
C.
Rumusan Masalah
...............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian
Mola hidatidosa dan kehamilan ektopik...........................................
2. Tanda
dan Gejala Mola hidatidosa dan kehamilan ektopik................................................................................................
3. Penyebab
Mola hidatidosa dan kehamilan ektopik...............................................................................................
4. Klasifikasi
Mola hidatidosa dan kehamilan ektopik................................................................................................
5. Penatalaksanaan
Mola hidatidosa dan kehamilan ektopik..............................................................................................
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
.........................................................................................
B.
Saran
...................................................................................................
DaftarPustaka...........................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kehamilan secara normal akan berada di
kavum uteri. Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar biasa.
Kehamilan ektopik terjadi setiap saat ketika penananaman blastosit berlangsung
dimanapun, kecuali di endometrium yang melapisi rongga uterus. Tempat yang
mungkin untuk kehamilan ektopik adalah serviks, tuba fallopi, ovarium dan
abdomen (Varney,dkk, 2006).
Lebih dari 90% kehamilan ektopik terjadi
di tuba. Kejadian kehamilan tuba ialah 1 diantara 150 persalinan. Angka
kejadian kehamilan ektopik cenderung meningkat. Kejadian tersebut dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor antara lain, meningkatnya prevalensi penyakit tuba
karena Penyakit Menular Seksual (PMS) sehingga terjadi oklusi parsial tuba,
adhesi peritubal yang terjadi setelah infeksi seperti apendisitis atau
endometriosis, pernah menderita kehamilan ektopik sebelumnya, meningkatnya
penggunaan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, abortus provokatus, tumor yang
mengubah bentuk tuba dan fertilitas yang terjadi oleh obat-obatan pemacu
ovalasi. Bagi setiap wanita hamil yang diduga bidan mengalami kehamilan ektopik
atau ketika tidak dapat dipastikan apakah kehamilan berlangsung di dalam rahim
dan wanita tersebut menunjukkan tanda dan gejala kehamilan ektopik, maka
penatalaksanaan medis lebih lanjut diperlukan. Bidan dapat melakukakan
pemeriksaan fisik dan pengkajian riwayat kehamilan serta evaluasi laboratorium,
termasuk pemeriksaan ultrasonografi. Jika kemungkinan kehamilan ektopik tidak
dapat disingkirkan, maka bidan harus berkonsultasi dengan dokter (Varney, dkk,
2006).
B.
Tujuan
1. Mengetahui
Pengertian Mola Hidatidosa dan kehamilan ektopik
2. Mengetahui
Tanda dan Gejala Mola Hidatidosa dan kehamilan ektopik
3. Mengetahui
Penyebab Mola Hidatidosa dan kehamilan ektopik
4. Mengetahui
Klasifikasi Mola Hidatidosa dan kehamilan ektopik
5. Mengetahui
Penatalaksanaan Mola Hidatidosa dan kehamilan ektopik
C.
Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian Mola Hidatidosa dan kehamilan ektopik ?
2. Apa
saja Tanda dan Gejala Mola Hidatidosa dan kehamilan ektopik ?
3. Apa
Penyebab Mola Hidatidosa dan kehamilan ektopik ?
4. Apa
saja Klasifikasi Mola Hidatidosa dan kehamilan ektopik ?
5. Bagaimana
Penatalaksanaan Mola Hidatidosa dan kehamilan ektopik ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
Kehamilan
Ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rongga rahim(kavum uteri).Istilah
ektopik berasal dari bahasa inggris yaitu ectopicdengan
akar kata dari bahasa Yunani ,toposyang berarti tempat.Jadilah istilah ektopik
dapat diartikan sebagai”berada di luar tempat yang semestinya”.
B.
Tanda
dan Gejala Spesifik Kehamilan Ektopik
1. Pemeriksaan
Panggul akan menimbulkan nyeri yang cukup hebat, khususnya setiap kali terjadi
gerakan serviks,atau malah tidak terjadi nyeri sama sekali
2. Pada
palpasi,teraba massa lunak dan lentur di sisi posterior atau lateral terhadap
uterus .Massa tersebut akan teraba keras jika telah terisi darah
3. Lapisan
desidua uterus keluar seluruhnya (serpihan desidua)
4. Ada
nyeri di daerah leher dan bahu akibat iritasi diagfragma yang disebabkan
perdarahan di dalam peritoneum
5. Wanita
mengalami nyeri abdomen yang akut di bagian bawah atau atas nyeri dapat
dirasakan unilateral,bilateral atau menyeluruh
6. Diare
dan tekanan pada rektum terjadi akibat iritasi darah yang teerdapat di abdomen
7. Pada
tes kehamilan dengan menggunakan air kemih kemungkinan diperoleh hasil negatif
karena kadar gonadotropin korionik sangat rendah
8. Jumlah
sel darah putih bisa berada pada batas normal atau mencapai 30.000 karena
terjadi proses peradangan.
C.
Penyebab
Terjadinya Kehamilan Ektopik
Kehamilan
ektopik terjadi setiap saat ketika penanaman blastosit berlangsung dimanapun
,kecuali di endomentrium yang melapisi rongga uterus.Tempat yangt mungkin untuk
kehamilan ektopik adalah serviks,tuba fallopi,ovarium dan abdomen.Faktor faktor
presdiposisi kehamilan ektopik meliputi infeksi pelvis,alat kontrsepsi dalam
rahim(IUD),riwayat kehamilan ektopik dan riwayat pembedahan tuba
D.
Gejala
Awal Kehamilan Ektopik
Perdarahan
pervaginam dan bercak darah,dan kadang kadang nyeri panggul .Karena kadar
B-hCG lebih rendah dan peningkatannya
lebih lambat,tanda dugaan kehamilan yang dialami pada seorang wanita lebih
sedikit.Perubahan pada uterus tidak dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis
sebab peningkatan ukuran uterus dan konsistensinya sama dengan ukuran dan konsistensi
uterus pada trimester 1 kehamilan akibat pengaruh hormon plasenta.Namun uterus
dapat bergeser ke satu sisi akibat kehamilan tuba.
E.
Penatalaksanaan
Kehamilan Ektopik
Penatalaksanaan
medis kehamilan ektopik dengan menggunakan metotreksat telah menurunkan
kebutuhan akan pembedahan dan meningkatkan kemungkinan mempertahankan fungsi
tuba sehingga menjaga fertilisasi wanita
F.
Jenis
Jenis Kehamilan Ektopik
1.
Kehamilan
Tuba
Lebih dari 95%
kehamilan ektopik terjadi di tuba.Tanda dan gejalanya bervariasi pada setiap
wanita,tetapi pada umumnya hampir sama dengan aborsi atau ruptur
tuba.Permasalahan klasik pada ruptur tuba adalah bahwa nita tersebut tidak
sadar jika sedang hamil dan mengira perdarahan ringan serta bercak brcak darah
yang keluar sebagai darah menstruasi.Namun tiba tiba mengalami nyeri hebat yang
menusuk nusuk pada abdomen bawah disertai penurunan tekana darah dan tanda
tanda lain syok yang muncul dengan cepat
Kehamilan Tuba,menurut
tempat nidasinya dibedakan menjadi berikut:
1.
Kehamilan
Ampulla(terjadi dalam ampulla tuba)
2.
Kehamilan
Istmus(terjadi dalam istmus tuba)
3.
Kehamilan
interstisal(terjadi dalam pars instialis tuba)
Kehamilan
tuba tidak dapat mencapai cukup bulan,biasanya berakhir pada minggu ke 6-12,keadaan
yang paling sering antara minggu ke 6-8.Berakhirnya kehamilan tuba ada 2 cara
yaitu abortus tuba dan ruptur tuba.
2.
Abortus
Tuba
Telur yang terus membesar menembus
endosalping(selaput lendir tuba)masuk ke lumen dan dikeluarkan di daerah
infundibulum.Hal ini terutama terjadi jika telur berimplantasi di daerah
ampulla tuba.Di sini biasanya telur tertanam kolumnar karena lipatan lipatan selaput
lendir tinggi dan banyak ,selain itu rongga tuba agak besar hingga telur mudah
tumbuh ke arah rongga tuba dan lebih muda menembus desista kapsularis yang
tipis dari lapisan otot tuba.
Abortus
tuba terjadi kira kira antara minggu ke 6-12 .Perdarahan yang keluar dari ujung
tuba dan mengisi kavum Douglas,terjadilah hematokel retrouterin.Ada kalanya
ujung tuba tertutup karena perlengketan-perlengketan hingga darah terkumpul di
dalam tuba menggembungkan tuba yang disebut hematolsaphing.
3. Ruptur Tuba
Terutama terjadi jika telur
berimplantasi di istmus.Pada peristiwa ini,lipatan lipatan-lipatan selaput
lendir tidak seberapa,jadi besar kemungkinan terjadi impantasi
interkolumnar.Trofoblas cepat sampai ke lapisan otot dan kemungkinan
pertumbuhan ke arah tuba sempit.Oleh karena itu,telur menembus dinding tuba ke
arah rongga perut atau peritoneum.
4. Kehamilan Servikal
Kehamilan
servikal jarang terjadi.Pada implantasi di serviks,dapat terjadi perdarahan
tanpa disertai nyeri,dan kemungkinan terjadinya abortus spontan sangat
besar.Jika kehamilan tumbuh sampai besar,perdarahan/ruptur yang terjadi sangat
berat sehingga sering diperlukan tindakan histerektomi total.Kriteria kehamilan
servikal menurut Rubin(1911) adalah sebagai berikut:
1)
Kelenjar serviks harus
ditemukan di seberang tempat implantasi plasenta
2)
Tempat implantasi
plasenta harus berada di bawah arteri uterina atau peritoneum viserale uterus
3)
Janin tidak boleh
terdapat di daerah korpus uterus
4)
Implantasi plasenta di
serviks harus kuat
Kriteria
menurut Rubin sulit diterapkan secara klinis karena memerlukan histerektomi
total untuk memastikannya.Kriteria klinis menurut Paalman &
McElin(1959)untuk kehamilan servikal lebih tepat diterapkan secara klinis,yaitu
sebagai berikut:
1)
Ostium uteri internum
tertutup
2)
Ostium uteri eksternum
terbuka sebagian
3)
Hasil konsepsi terletak
di dalam endoseviks
4)
Perdarahan uterus
setelah fase amenorea,tanpa disertai nyeri
5)
Serviks
lunak,membesar,dapat lebih besar daripada fundus
5.
Kehamilan
Ovarial
Kehamilan
ovarial ditegakkan atas dasar kriteria Speiegelberg,yaitu sebagai berikut:
1)
Tuba pada sisi
kehamilan harus nomal
2)
Kantung janin harus
terletak dalam ovarium
3)
Jantung janin
dihubungkan dengan uterus oleh ligamentum ovari proprium
4)
Jaringan ovarium yang
nyata harus ditemukan dalam dinding kantung janin.Pada kenyataannya kriteria
ini sulit dipenuhi,karena umumnya telah terjadi kerusakan jaringan
ovarium,pertumbuhan trofoblas yang luas,dan perdarahan menyebabkan topografi
kaur sehingga pngenalan implantasi permukaan ovum sukar ditemukan secara pasti.
6.
Kehamilan
Interstisial
Implantasi telur biasanya terjadi dalam
pars institialis tuba.Miometrium memiliki lapisan yang lebih tebal sehingga
ruptur terjadi lebih lambat kira kira terjadi pada bulan 3 atau .Apabila
terjadi ruptur,maka akan terjai perdarahan yang hebat karena tempat ini banyak
terdapat pembuluh darah sehingga dalam waktu yang singkat dapat terjadi
kematian
7.
Kehamilan
Abdominal
Kehamilan abdominal terbagi atas dua
yaitu sebagi berikut:
1)
Kehamilan abdominal
primer :terjadi apabila telur dari awal mengadakan implantasi dalam rongga
perut
2) Kehamilan
abdominal sekunnder: berasal kehamilan tuba dan setelah ruptur baru mengalami
kehamilan abdominal
Kehamilan di dalam abdomen hampir selalu
diakibatkan ruptur dini kehamilan pada tuba atau aborsi ke dalam rongga peritoneum.Pada
beberapa kasus yang jarang terjadi,sel telur yang telah dibuahi memilih abdomen
sebagai tempatnya menanamkan diri.Selain itu tanda dan gejala pada kehamilan
dengan tuba yang ruptur,Hal hal berikut juga akan ditemukan :
1)
Gangguan sistem
pencernaan (diare konstipasi,flatus,nyeri abdomen.mual muntah)
2)
Letak melintang(sangat
umum terjadi)
3)
Pada akhir
kehamilan,gerakan janin menimbulkan nyeri yang sangat
4)
Bagian bagian kecil
janin mudah diraba
5)
Denyut jantung janin
dapat di dengar dengan mudah dan jelas
6)
Stimulasi kontraksi
otot disekitar janin tidak dapat dilakukan
7)
Palpasi uterus pada
periksa dalam dan bagian bagian kecil di luar uterus dapat dilakukan
8)
Serviks bergeser
9)
Ada pembukaan serviks
(hingga 2 cm)tetapi dapat disetai penipisan serviks sebagai akibat persalinan
palsu
Pemeriksaan
ultrasonografi dapat membantu menegakkan diagnosis,khususnya pada akhir
kehamilan.Persalinan harus berlangsung melalui abdomen sehingga tentu saja
memerlukan penatalkasanaan medis.
8.
Kehamilan
Ektopik Terganggu(KET)
Kehamilan
ektopik terjadi apabila telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar
endometriumm kavum uteri.Sebesar 90%kehamilan ektopik terjai di tuba.Kehamilan
ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur apabila massa kehamilan berkembang
melebihi kapasitas ruang implantasi dan peristiwa ini disebut kehamilan ektopik
terganggu.Sebagian besar penyebabnya belum diketahui
9.
Gejala
yang timbul pada kehamilan ektopik adalah sebagi berikut:
1)
Kehamilan
ektopik yang belum terganggu
Sama
seperti hamil muda,namun disertai perdarahan bercak berulang.Tanda tidak umum
adanya massa lunak di adneksa dan nyeri goyang pada porsio
2)
Kehamilan
Ektopik Terganggu
Di temui kondisi gawat
darurat dan abdominal akut seperti pucat/anemis,kesadaran menurun,syok,perut
kembung,nyeri perut bagian bawah dan nyeri goyang pada porsio.Pemeriksaan
kuldosintesis sangat membantu dalam menegakkan diagnosis KET.Setelah diagnosis
ditegakkan segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif tindakan.
MOLA
HIDATIDOSA
A.
Pengertian
Mola Hidatidosa
Mola Hidatidosa adalah
suatu kehamilan dimana hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio,tetapi
terjadi proliferasi dari vili korialis disertai dengan degenarasi hidropik.
Jenis
Mola Hidatidosa:
1.
Mola Hidatidosa Komplit
Mola Hidatidosa komplit secara komplit
secara keseluruhanmerupakan vesikal.Pada kasus Mola Hidatidosa komplet
(CHM,complete hydatidorm mole,)seluruh gen kehamilan berasal dari ayah ,umumnya
dengan jumlah diploid 46,XX ,tanpa ada jaringan janin terlihat.
2. Mola
Hidatidosa Sebagian
Mola
Hidatidosa sebagian terdapat janin yang tidak hidup atau cairan amnion.Pada
kasus Mola Hidatidosa sebagian,kehamilan terdiri dari 3 unsur gen(misal
XXY,jumlah 69)disertai perubahan villus dan jaringan janin.Villi plasenta
menjadi massa brupa vesikel yang berasal dari jaringan tipis pedikula,yang
menggantung berkelompok menyerupai rangkaian anggur.
Kehamilan Mola Hidatidosa biasanya dianggap
sebagai suatu tumor jinak,tetapi berpotensi menjadi ganas.Kondisi ini sering
sekali berkembang menjadi tumor yang sangat ganas yang sering disebut koriokarsinoma.Angka insiden mola
hidatidosa secara keseluruhan mencapai kurang lebih 1,5 dalam 1000 kehamilan.Risiko
meningkat pada wanita Asia.Angka insiden ini 10 kali lebih tinggi pada wanita hamil yang berusia
lebih dari 45 tahun.Hal ini mengindikasikan bahwa kehamilan mola lebih sering
terjadi pada kehamilan menjelang akhir siklus masa subur.
B. Tanda dan Gejala
Kehamilan Mola Hidatidosa:
1.
Mual muntah yang
menetap ,sering kali menjadi parah
2.
Perdarahan uterus yang
terlihat pada minggu ke 12 bercak darah atau perdarahan hebat munkin terjadi
tetapi biasanya hanya berupa rabas bercampur darah ,cenderung berwarna merah
daripada coklat yang terjadi secara intermiten atau terus menerus.
3.
Ukuran uterus besar
untuk usia kehamilan(terjadi kurang lebih 1/3 kasus)
4.
Ovarium biasanya nyeri
saat di tekan dan membesar(theca lutein cysts)
5.
Tidak ada denyut nadi
janin
6.
Tidak ada aktivitas
janin
C. Penatalaksanaan
Kehamilan Mola Hidatidosa
Prinsip
penatalaksanaan mola adalah dengan evakuasi dan evaluasi:
1.
Setelah diagnosis
ditegakkan,harus segera dilakukan vakum kuret
2.
Pemeriksaan tindak
lanjut setelah kuretase perlu dilakukan mengingat adanya kemungkinan keganasan
setelah mola hidatidosa.Kadar HCG dipantau hingga minimal 1 tahun pasca
kuretase.Kadar yang menetap atau meninggi setelah 8 minggu pasca kuretase
menunjukkan masih terdapat trofoblas aktif.
3.
Penundaan kehamilan
sampai 6 bulan setelah kadar bHcG normal.
4.
Mola Hidatidosa dengan
resiko tinggi harus diberikan kemoterapi
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kehamilan
Ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rongga rahim(kavum uteri).Istilah
ektopik berasal dari bahasa inggris yaitu ectopicdengan
akar kata dari bahasa Yunani ,toposyang berarti tempat.Jadilah istilah ektopik
dapat diartikan sebagai”berada di luar tempat yang semestinya”.
Mola
Hidatidosa adalah suatu kehamilan dimana hasil konsepsi tidak berkembang
menjadi embrio,tetapi terjadi proliferasi dari vili korialis disertai dengan
degenarasi hidropik.
B.
SARAN
Setelah membaca makalah ini,
diharapkan kepada para pembaca agar menyampaikan kepada masyarakat lainnya akan
pentingnya pemeriksaan antenatar care
secara rutin terutama kepada para ibu hamil dengan menjelaskan resiko apa yang
bisa terajadi bila tidak mengikuti anjuran.
REFERENSI
Fadlun
Feryanto, Achmad. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika.
Varney
helen, Jan M.Kriebs, Carolyn L. Gegor, 2006. Buku ajar asuhan kebidanan.
Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar