MAKALAH
ORGANISASI MANAJEMEN PELAYANAN
KEBIDANAN
MEKANISME PROGRAM KERJA KB
Disusun
Oleh :
KELOMPOK 3
Nama
Kelompok
1. Serly
Anjelina (16140175)
2. Selly
Sofiana (16140246)
3. Eka
Putri Ayu (16140198)
4. Yustri
Astri Delita (16140235)
5. Yunian
sari (16140200)
6. Hukmi
Diniati (16140236)
7. Anggika
Indah P (16140121)
8. Hemmy
Setya Jati (16140128)
9. Vani
dora da costa (16140239)
10. Pratiwi
atmanegara (16140227)
Kelas :
B.13.2
PRODI D IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan
dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah
untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah
ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang program keluarga
berencana (KB) dan mekanisme kerjanya.
Akhirnya kami menyadari
bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 16 April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………………………………i
Kata
Pengantar………………………………………………………………………..ii
Daftar
Isi……………………………………………………………………………....iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………………….1
B.
Tujuan…………………………………………………………………………..1
C. Rumusan
Masalah………………………………………………………………1
BAB
II PEMBAHASAN
Program
Kerja Dalam Manajemen Keluarga Berencana……………………2
BAB
II PENUTUP
A.
Kesimpulan……………………………………………………………………..9
B.
Saran…………………………………………………………………………….9
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………….10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah
satu masalah kependudukan yang cukup besar di Indonesia adalah jumlah kepadatan
penduduk yang sangat besar. Hal ini menimbulkan berbagai macam masalah lain.
Untuk itu, pemerintah mencanangkan program KeluargaBerencana (KB) yaitu program
pembatasan jumlah anak yakni dua untuk setiap keluarga.
Keluarga
Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling
dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan
dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan
kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang
tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Salah
satu analisis tentang program Keluarga Berencana Indonesia yang sangat luas
menunjukkan bahwa sebagian besar pengurangan fertilitas berkaitan dengan
pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan jenjang pendidikan (Gertler dan
Molyneaux).
Ada
beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap
yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya
bila pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka
kepatuhan menjalani program KB berkurang (Notoatmojo, 2003).
B.
Tujuan
Agar mahasiswa
mengetahui bagaimana mekanisme program kerja KB
C.
Rumusan Masalah
Bagaimana mekanisme
program KB di Indonesia ?
BAB
II
PEMBAHASAN
PROGRAM
KERJA DALAM MANAJEMEN KELUARGA BERENCANA
1. Analisa Situasi
Di kecamatan X , di
dapatkan jumlah data penduduk pada tahun 2014 adalah 8920 jiwa. Dalam 8920
orang penduduk ini terdapat sebanyak 5110 pasangan usia subur. 2800 diantaranya
merupakan peserta KB aktif, yaitu 1800 adalah akseptor KB suntik, 400 adalah
akseptor KB pil, 350 adalah akseptor KB implan, 50 adalah akseptor KB IUD, 30
adalah akseptor KB tubektomi, dan 170 di antaranya menggunakan metode kalender.
Dan terdiri dari 4 orang bidan dan 3 orang kader.
Sedangkan 2310 lainnya
tidak menggunakan alat kontrasepsi. Setelah dilakukan penelitian didapatkan
kurangnya pengetahuan ibu tentang penggunaan alat kontrasepsi ini.
2. Mengidentifikasi
masalah dan prioritasnya
Masalah yang terjadi
adalah masih rendahnya cakupan KB di kecamatan X dikarenakan kurangnya
pengetahuan ibu mengenai alat kontrasepsi tersebut dan sarana terhadap
pelayanan kesehatan yang tidak adekuat.
3. Menentukan
tujuan program
Jadi tujuan dalam
melakukan perencanaan program kerja ini adalah untuk meningkatkan cakupan KB
yang masih rendah terutama di Kecamatan X.
4. Mengkaji
hambatan dan kelemahan program
Hambatan yang mungkin
akan terjadi adalah tidak berjalannya program dikarenakan adanya
masalah-masalah yang di hadapi masyarakat itu sendiri. Misalnya jangkauan ke
pelayanan kesehatan yang relatif jauh dan pengetahuan ibu yang kurang mengenai
program KB tersebut.
5. Menyusun
rencana kerja operasional
Programnya
:
a) Penyuluhan
KIE
i.
Dilakukannya sekali dalam 6 bulan atau 2
kali dalam 1 tahun
ii.
Materi yang di berikan adalah
·
Apa itu alat kontrasepsi
·
Tujuan dari pemakaian alat kontrasepsi
·
Macam-macam alat kontrasepsi
·
Keuntungan dan kerugian dari
masing-masing kontrasepsi
·
Efek samping dari alat kontrasepsi
·
Dll
iii. Tempatnya di posyandu atau di lapangan tempat
perkumpulan warga setempat
iv.
Sasaran
o Data
KB yang terdiri dari pasangan usia subur, peserta KB berdasarkan kontrasepsi
yang dipakai dan tempat pelayanan (pemerintah dan swasta), data bukan peserta
KB
o Data
kependudukan, yang terdiri dari umur berdasarkan kelompok, jenis kelamin,
status perkawinan, jumlah jiwa dalam keluarga, jumlah penduduk per kelompok
umur, jumlah kelahiran dan kematian
b) Pembinaan
para Kader
i.
Melakukan sebagian tugas dari bidan
yaitu melakukan atau memberikan penyuluhan yang lebih bersifat individual
ii.
Tempatnya secara langsung kerumah
masyarakat.
Kegiatannya
:
1. Pendekatan
Tokoh Formal . Pendekatan Tokoh Formal adalah merupakan langkah awal
yang harus dilakukan oleh PKB/PLKB dalam suatu daerah baru atau dalam
mengembangkan kegiatan baru adalah menghadap Kepala Desa/Lurah untuk melaporkan
kehadirannya di Desa, berbagi wawasan (share vision) Program Kependudukan
dan KB sebagai program Pemerintah, memohon dukungan, serta izin untuk melakukan
pendataan dan pemetaan bersama kader IMP (PPKBD, Sub PPKBD dan Kelompok kegiatan)
di wilayah kerjanya yang baru. PKB/PLKB kemudian melakukan kunjungan
kepada para Tokoh-tokoh Formal lain diwilayah kerjanya yang terdiri
pada Petugas tingkat Desa/Kelurahan, seperti Bidan Desa, Petugas Agama,
Petugas Penerangan dll.
2. Pendataan
dan pemetaan. Pendataan dan pemetaan adalah
Suatu proses kegiatan pengumpulan, pecatatan, pengolahan, penganalisaan dan
penyajian data, Untuk mengenali wilayah kerjanya, PKB/PLKB perlu melakukan
pengenalan wilayah, mencakup batas wilayah, data kependudukan, data KB dan data
yang relevan dengan kegiatan baru yang akan dikembangkan (misalnya
BKB,BKR,BKL) terutama tokoh formal terkait dan tokoh informal di masing-masing
RW/RT.
Kegiatan
:
i.
Mengumpulkan data, baik dengan wawancara, maupun mempelajari catatan dan
dokumen yang sudah ada
ii.
Mengelompokkan data berdasarkan jenis data yang diperoleh:
1. Peserta
KB, kondisi demografi dan tingkat kesejahteraan keluarga
2.
Mencatat kegiatan yang dilakukan
PKB/PLKB dalam buku visum
3. Data
dasar kegiatan KS (BKB, BKR, BKL, UPPKS)
iii.
Pengolahan data hasil pendataan keluarga, dengan teknik analisa kesamping
(penelaahan terhadap kondisi masing-masing keluarga), dan analisa kebawah
(penelaahan terhadap kondisi keluarga-keluarga sebagai suatu yang menggambarkan
kondisi dalam satuan wilayah RT)
iv.
Menyajikan hasil pendataan dalam bentuk
v. Peta KS tingkat RT atau wilayah yang
setingkat
vi.
Peta situasi program kependudukan dan KB yang dinamis pada tingkat
desa/kelurahan atau dusun/RW
vii.
Tabel pencapaian dan sasaran Program Kependudukan dan KB
viii.
Mengguanakan data pada kegiatan yang diperlukan terutama pada rakor desa
3. Pendekatan
Tokoh Informal
Pendekatan
Tokoh Informal adalah Suatu kegiatan untuk menciptakan hubungan kerja antara
PKB/PLKB dengan tokoh-tokoh informal yang ada di tingkat desa, sehingga mereka
berperan aktif dan mendukung pelaksanaan program.
TempatPendekatan
informal dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Penggalangan Kesepakatan
dilakukan setelah tahapan penyiapan dukungan dilaksanakan, langkah selanjutnya
adalah menggalang kesepakatan dan komitmen dengan pihak-pihak yang sudah
didatangi dan dilakukan pendekatan dalam rangka pelaksanaan program, tahap ini
bisa dikatakan sebagai tahapan pengorganisasian dalam proses manajemen, dimana
hasil perencanaan yang sudah disusun dan sudah memiliki cukup data serta peta
kerja maka kegiatan dilanjutkan dengan penggalangan kesepakatan
4. Pembentukan
Kesepakatan.
Pembentukan
Kesepakatan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk
mencapai kesepakatan politis dan teknis penggarapan program kependudukan dan KB
Kepala Desa/Lurah mengundang para tokoh baik yang telah menyatakan kesediaannya
dan yang masih ragu untuk mendukung program dalam Musyawarah Masyarakat Desa
dengan tujuan untuk mengajak para tokoh berpartsisipasi secara aktif. Kebulatan
tekad semua pihak, menjadi target dari pertemuan ini. Program Kependudukan dan
KB adalah program yang harus dilakukan oleh banyak orang/pihak. Karena itu agar
program berjalan terarah, maka setiap kegiatan yang akan dilakukan harus
didasarkan pada kesepakatan dari para pelaksana. Pembentukan kesepakatan ini
terutama kita lakukan melalui pertemuan, baik itu Musyawarah Masyarakat
Desa/Kelurahan, atau rapat koordinasi, rapat mingguan atau pertemuan lainnya.
Kesepakatan ini harus diusahakan lebih bersifa operasional dengan menuangkannya
dalam bentuk Rencana Kerja bulanan ini, yang dususun atas dasar evaluasi bulan
lalu. Manfaatkanlah data yang kita miliki.
5. Penegasan
Kesepakatan.
Penegasan
Kesepakatan Proses untuk memantapkan tokoh formal dan informal agar berperan
aktif sesuai dengan hasil kesepakatan dan rencana yang telah diputuskan dalam
rakor desa.Untukmenegaskan kesepakatan hasil Musyawarah Masyarakat
Desa/Kelurahan, PKB/PLKB berkunjung ke masing-masing tokoh yang hadir untuk
meminta realisasi kesepakatan tersebut, berupa jadwal KIE tokoh yang
bersangkutan yang ditandatangani oleh Kades/Lurah untuk diedarkan. Kesepakatan
yang telah dicapai selalu perlu ditegaskan kembali supaya benar-benar bisa
terlaksana.
6. Pelayanan
advokasi dan KIE ( pengendalian penmduduk, KB dan KS)
Pelayanan
advokasi dan KIE ( pengendalian penmduduk, KB dan KS Tahapan ini merupakan
tahapan inti yaitu berupa pelaksanaan kegiatan, setelah kita melewatih tahapan
pertama dan kedua pada tahapan ketiga bisa dikatakan sebagai tahapan
pelaksanaan dalam proses manajemen.
Sasaran
secara umum yaitu bagi masyarakat pada umumnya, secara khusus adalah bagi PUS
yang belum ber-KB atau calon peserta KB, peserta KB istirahat, peserta KB
aktif, ibu hamil, ibu menyusui, keluarga balita, keluarga pra KS dan KS I serta
pelaksana dan pengelola program. Pelaksana nya adalah : PLKB/PKB, kepala
Desa/Dusun/RW/RT, tokoh masyarakat, PKK, ulama, dll . Kegiatan antara
lain dapat dilakukan melalui : Penerangan atau penyuluhan dilakukan dalam dua
bentuk yaitu penerangan kelompok dan pemanfaatan media KIE secara
tepat.Penerangan kelompok dilakukan dalam bentuk pegajian, arisan, pertemuan
PKK, kenduri dan sebagainya.
7. Pembentukan
grup pelopor penggerakan .
Pembentukan
grup pelopor penggerakan Adalah langkah untuk mengajak/mempersiapkan seseorang
atau kelompok untuk menarik/menggerakkan anggota masyarakat lainnya, baik untuk
menjadi peserta KB, dalam memilih alat kontrasepsi (khususnya yang lebih
efektif) maupun dalam menjadi peserta pengelola program. Dari hasil KIE
diperoleh nominasi calon pelayanan, untuk lebih memantapkan para nominasi calon
pada saat pelayanan perlu dibentuk grup pelopor/teladan yang memiliki sikap
yang mantap, sehingga pada saat pelayanan mau dilayani pertama kali sebagai
contoh buat yang lain.
Sasaran.
Keluarga-keluarga yang mempunyai latar belakang pribadi yang layak untuk
menjadi teladan dalam program kependudukan dan KB
8. Pelayanan
.
Pelayanan
adalah Suatu porses kegiatan yang dilakukan oleh PLKB/PKB dalam mempersiapkan
pelayanan teknis kepada sasaran sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan,
misalnya pelayanan kontrasepsi kepada calon peserta KB, analisa data
kependudukan dan pembentukan serta pembinaan BKB, BKR, BKL dan
UPPKS.Bekerjasama dengan Petugas Medis, Agama, Guru dan unsur terkait PKB/PLKB
menyelenggarakan Pelayanan KB- KS. Tokoh dan kader menggerakkan masyarakat
lingkungannya, terutama yang telah tercatat sebagai nominasi calon untuk hadir
ke tempat pelayanan. Pelayanan di sini bisa berupa pelayanan baru, ulangan
maupun penanggulangan. Sedangkan sifat pelayanannya ada yang statis dan
dinamis.
8. Menyerasikan
kegiatan pelayanan KB
Berikut
adalah contoh tugas dalam proses pelayanan dan penggerakan: Bidang Keluarga
Berencana (KB)
·
Melakukan kegiatan KIE massa, kelompok
perorangan dan advokasi
·
Memperoleh peserta KB Baru
·
Menciptakan peluang untuk
penyelenggaraan pelayanan swasta
·
Membawa calon akseptor ke tempat
pelayanan swasta/pemerintah
·
Pengarahan massa ke tempat pelayanan
mandiri
·
Pra konseling
·
Melakukan pelayanan akseptor mandiri
·
Pembinaan peserta KB lama yaitu membawa
akseptor untuk rujukan, pelayanan ulang,
9. Pembinaan
kesertaan KB, PPKBD/Sub PPKBD dan Kader
Proses
berikutnya setelah pelayanan KIE, KB dan KS adalah PKB/PLKB melakukan pembinaan
lanjutan, pelaporan dan evaluasi, dalam tahapan ini bisa dikatakan sebagai
proses pengawasan atau controlling sebagai tahapan keempat dalam proses
manajemen, kegiatan-kegiatan dalam tahapan ini adalah:Adalah kegiatan
mengayomi, membimbing, mengarahkan dan mengaktifkan peserta KB, pelaksana,
pengelola IMP sehingga meningkatkan kesertaan ber-KB. Pembinaan bisa
dilaksanakan baik langsung oleh petugas maupun oleh pengelola program lainnya
dalam rangka memantapkan dan melestarikan baik akseptor maupun institusi yang
ada di wilayah kerja yang bersangkutan, dengan jalan memberikan penyuluhan,
bimbingan serta memberikan keterampilan lainnya secara bertahap. Mereka yang
telah dilayani perlu dikunjungi oleh PKB/PLKB bersama tokoh dan kader dengan
tujuan untuk melihat hasil pelayanan bila terjadi masalah berkaitan dengan
layanan yang diterimanya baik yang bersifat medis, psikologis atau hal-hal
lain. Pembinaan kepada semua pihak atau sasaran program harus terus dilakukan
secara terus menerus dan berkesinambungan agar hubungan yang sudah terjalin
dengan baik bisa terus dijaga.
Sasarannya
adalah :
Peserta
KB baru, peserta KB aktif, Peserta KB Istirahat, pengelola program KB/KS,
institusi masyarakat pedesaan, kelompok KB/KS dan kader BKB, BKR, BKL, UPPKS
dan paguyuban KB lestari
10. Pencatatan,
Pelaporan dan Evaluasi
Pencatatan
adalah suatu kegiatan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan masukan, proses
maupun hasil kegiatan yang telah dilakukan, pencatatan ini terutama dilakukan
untuk hal-hal yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan form yang telah
ditentukan di samping hal-hal yang bersifat kualitatif
Pelaporan
adalah suatu kegiatan melaporkan hal-hal yang telah dicatat di atas. Untuk data
yang bersifat kuantitatif dilaporkan dengan menggunakan formulir yang telah
ditentukan. Untuk hal-hal yang bersifat kualitatif, selain dapat dilaporkan
secara lisan melalui forum yang ada seperti staff meeting, rakor atau
konsultasi dan lain-lain.Evaluasi adalah kegiatan penilaian dari seluruh
kegiatan yang telah dilakukan berikut hasil-hasilnya sebagai bahan penyusunan
rencana kegiatan selanjutnya
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program KB adalah Program yang
diberlakukan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang semakin
tahun semakin meningkat. Program KB mempunyai lebih banyak keuntungan
daripada kerugiannya, maka sebaiknya kita juga harus mendukung pemerintah untuk
melaksanakan program KB dengan cara pembicaraan santai kepada para tetangga,
ikut berpartisipasi dalam rangka penyuluhan program KB dari desa ke desa.
Pemerintah harus menyiapkan semua
hal yang diperlukan untuk mensukseskan program KB, seperti pembenahan
infrastruktur posyandu di pedesaan,penyuluhan program KB dll, dan semua hal
yang diperlukan setelah program KB ini sukses seperti penyediaan lapangan
pekerjaan, agar bisa menekan angka pengangguran di Indonesia.
B. Saran
B. Saran
Mengingat banyaknya keuntungan dan
peluang yang timbul dari program KB, kita sebagai putra bangsa harus turut
mensukseskan program ini. Pemerataan kesehatan dan pendidikan harus
disiapkan oleh pemerintah agar program KB ini cepat tercapai. Lapangan
pekerjaan pun juga harus dipenuhi untuk menekan angka pengangguran, agar angka
kriminalitas pun berkurang dan masyarakat indonesia menjadi masyarakat yang
maju dan bermutu.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2006.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
http://kesehatan.kompas.com/read/2009/11/03/14564725/Bengkulu.Terbaik.dalam.Pelaksanaan.KB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar