MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN
KEHAMILAN TENTANG
PRE-EKLAMPSIA
DAN EKLAMPSIA
Disusun Oleh :
Kelompok : II ( Dua )
Kelas : B.13.2
PRODI
D.IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah sehingga kami mampu
menyusun makalah yang kami kumpulkan dari berbagai sumber ini, yang kemudian kami
susun sedemikian rupa, hingga menjadi sebuah makalah dalam mata kuliah
kegawatdaruratan maternal neonatal dengan tema “Eklampsia dan preeklampsia”
Kami sangat mengharapkan makalah ini
sekiranya dapat berguna dalam rangka mengurangi angka kematian ibu (AKI)
melalui pembelajaran mengenai eklampsia yang sering terjadi pada masyarakat
yang disertai dengan cara pencegahan dan penanganannya yang telah dijelaskan
dalam makalah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Semoga makalah
ini dapat dipahami bagi siapapun yang hendak membacanya.
Atas perhatiannya, tidak lupa pula
kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu hingga terciptanya
makalah ini.
Kritik dan saran sangat kami
harapkan dari pemerhati demi kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta,
19 february 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
Daftar
Isi ..............................................................................................................
Kata
Pengantar
.....................................................................................................
BAB
1 PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
.....................................................................................
B. Tujuan
..................................................................................................
C. Rumusan
Masalah
...............................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Pre-eklampsia dan Eklampsia ...........................................
2.
Tanda dan Gejala
Pre-eklampsia dan Eklampsia Pada Ibu Hamil................................................................................................
3.
Penyebab Pre-eklampsia
dan EklampsiaPada Ibu Hamil...............................................................................................
4.
Klasifikasi
Pre-eklampsia dan EklampsiaPada Ibu
Hamil................................................................................................
5. Penatalaksanaan
Pre-eklampsia dan EklampsiaPada Ibu
Hamil..............................................................................................
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
.........................................................................................
B. Saran
...................................................................................................
Daftar Pustaka
.......................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Penyakit
hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum
kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Golongan
penyakit ini ditandai dengan hypertensi dan kadang – kadang disertai
proteinuria, odema, convulsi coma atau gejala – gejala lainnya. Penyakit ini
cukup sering dijumpai dan masih merupakan salah satu sebab dari kematian ibu.
Di USA misalnya 1/3 dari kematian ibu disebabkan penyakit ini. Hypertensi dalam
kehamilan juga menjadi penyebab yang penting dari kelahiran mati dan kematian
neonatal. Hypertensi biasa akan berakhir dengan EKLAMPSIA.
Disamping
perdarahan dan infeksi maka pre-eklampsia serta eklampsia merupakan penyebab
kematian ibu dan perinatal yang tinggi terutama dinegara berkembang. Kematian
karena eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre eklampsia
berat. Oleh karena itu, menegakkan diagnosis dini pre-eklampsia dan mencegah
agar jangan berlanjut menjadi eklampsia merupakan tujuan pengobatan.
Perkataan
“eklampsia” berasal dari yunani yang berarti “halilintar” karena gejala
eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan.
Dikemukakan bebrapa teori yang dapat menerangkan kejadian pre-eklampsia dan
eklampsia sehingga dapat menetapkan upaya promotif, dan preventif.
B.
Tujuan
Mengetahui
Pengertian Pre-eklampsia dan Eklampsia.
1. Mengetahui
Tanda dan Gejala Pre-eklampsia dan Eklampsia.
2. Mengetahui
Penyebab Pre-eklampsia dan Eklampsia.
3. Mengetahui
Klasifikasi Pre-eklampsia dan Eklampsia.
4. Mengetahui
Penatalaksanaan Pre-eklampsia dan Eklampsia.
C.
Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian Pre-eklampsia dan Eklampsia ?
2. Apa
saja Tanda dan Gejala Pre-eklampsia dan Eklampsia ?
3. Apa
Penyebab Pre-eklampsia dan Eklampsia ?
4. Apa
saja Klasifikasi Pre-eklampsia dan Eklampsia ?
5. Bagaimana
Penatalaksanaan Pre-eklampsia dan Eklampsia ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
Pre-eklampsia
ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema pada umur
kehamilan 20 minggu atau lebih atau pada masa nifas. Gejala ini dapat timbul
sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblos. Sedangkan
pre-eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbul hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema pada
kehamilan 20 minggu atau lebih.
Eklampsia
adalah kelainan akut pada wanita hamil, pada usia kehamilan 20 minggu atau
lebih atau pada masa nifas yang ditandai dengan adanya kejang dan koma,
sebelumnya didahului oleh tanda-tanda pre-eklampsia
B.
Patofisiologi
pada pre-eklampsia
Penyebab
preeklampsia ringan belum diketahui secara jelas. Penyakit ini dianggap sebagai
“maladaptation sindrome” akibat vasospasme general dengan segala akibatnya.
C.
Patofisiologi
pada Eklampsia
Sama
dengan preeklampsia dengan akibat yang lebih serius pada organ-organ hati,
ginjal, otak, paru-paru, dan jantung yakni terjadi nekrosis dan perdarahan pada
organ-organ tersebut.
D.
Tanda
dan Gejala Pre-eklampsia dan Eklampsia
Teori
iskemia implantasi plasenta dianggap dapat menerangkan berbagai gejala pre-eklampsia
dan eklampsia :
1.
Kenaikan tekanan darah
2.
Pengeluaran protein
dalam urin
3.
Oedema pada kaki,
tangan sampai muka
4.
Terjadinya gejala
subjektif :
a.
Sakit kepala
b.
Penglihatan kabur
c.
Nyeri pada epigastrium
d.
Sesak nafas
e.
Berkurangnya urin
f.
Menurunnya kesadaran
wanita hamil sampai koma
g.
Terjadinya kejang
Pada pemeriksaan darah
kehamilan normal terdapat peningkatan angiostensin, renin, dan aldosteron,
sebagai kompensasi sehingga peredaran darah dan metabolisme dapat berlangsung.
Pada pre-eklampsia dan eklampsia, terjadi penurunan angiotensin, renin, dan
aldosteron, tetapi dijumpai oedema, hipertensi, dan proteinuria.
E.
Gejala
klinis preeklampsia
Gejala klinis preeklampsia meliputi:
1. Hipertensi:
sistolik atau diastolik 140/90 mmHg
2. Proteinuria:
secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif
positif 2 (+2).
3. Edema
pada tretibia, dinding abdomen, lumbo sakral, wajah atau tangan.
4. Timbul
salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklampsia berat.
F.
Gejala
klinis eklampsia
Gejala klinis eklampsia meliputi:
1.
Kehamilan lebih 20
minggu atau persalinan atau masa nifas.
2.
Tanda-tanda
preeklampsia (hipertensi, edema, dan proteinuria)
3.
Kejang-kejang dan koma.
4.
Kadang-kadang disertai
gangguan fungsi organ.
5.
Klasifikasi
Pre-eklampsia dan Eklampsia
Pre-eklampsia
digolongkan ke dalam pre-eklampsia ringan dan pre-eklampsia berat dengan gejala
sebagai berikut :
a.
Tekanan darah sistolik
140 atau kenaikan 30 mm Hg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
b.
Tekanan darah diastolik
90 atau kenaikan 15 mm Hg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
c.
Kenaikan berat badan
1kg atau lebih dalam seminggu.
d.
Proteinuria 0,3 gr atau
lebih dengan tingkat kualifitas plus 1 sampai 2 pada urin kateter atau urin
aliran pertengahan.
2.
Eklampsia berat
a.
Tekanan darah 160/110
mm Hg
b.
Oligouria, urin kurang
dari 400 cc/ 24 jam
c.
Proteinuria lebih dari
3 gr/liter
d.
Keluhan subjektif :
1)
Nyeri epigastrium
2)
Gangguan pengelihatan
3)
Nyeri kepala
4)
Edema paru dan sianosis
5)
Gangguan kesadaran
e.
Pemeriksaan :
1)
Kadar enzim hati
meningkat disertai ikterus
2)
Perdarahan pada retina
3)
Trombosit kurang dari
100.000/mm
Peningkatan gejala dan tanda
pre-eklampsia berat memberikan petunjuk akan terjadi eklampsia, yang mempunyai
prognosa buruk dengan angka kematian maternal dan janin tinggi.
Berdasarkan
waktu terjadinya , eklampsia dapat dibagi menjadi :
a. Eklampsia
gravidarum
1)
Kejadian 50% sampai 60%
2)
Serangan terjadi dalam
keadaan hamil
b. Eklampsia
parturientum
1)
Kejadian sekitar 30%
sampai 35%
2)
Saat sedang inpartu
3)
Batas saat eklampsia
gravidarum sukar ditentukan terutama saat mulai inpartu.
c. Eklampsia
puerperium
1)
Kejadian jarang 10%
2)
Terjadi serangan kejang
atau koma setelah persalinan berakhir.
Dalam
mengobservasi pre-eklampsia berat gejala tersebut perlu mendapat perhatian
seksama.
Kejang-kejang
pada eklampsia terdiri dari 4 tingkat :
1. Tingkat
awal atau aura
a.
Berlangsung selama
30-35 detik
b.
Tangan dan kelopak mata
gemetar
c.
Mata terbuka dengan
pandangan kosong
d.
Kepala diptar ke kanan
atau ke kiri
2. Tingkat
kejang tonik
a.
Berlangsung sekitar 30
detik
b.
Seluruh tubuh kaku,
wajah kaku, pernapasan berhenti dapat diikuti sianosis tangan menggenggam, kaki
diputar kedalam, lidah dapat tergigit.
3. Tingkat
kejang klonik
a.
Berlangsung sampai 1-2
menit
b.
Kontraksi oto
berlangsung cepat
c.
Mata melotot
d.
Mulut berbuih
e.
Mulut terbuka-tertutup
dan lidah dapat tergigit sampai putus
4. Tingkat
koma
a.
Setelah kejang klonik
terhenti penderita menarik napas
b.
Diikuti koma yang
lamanya bervariasi
Selama
terjadi kejang-kejang dapat terjadi suhu naik mencapai 400C, nadi
bertambah cepat, dan tekanan darah meningkat.
6.
Penatalaksanaan
Pre-eklampsia
Penatalaksanaan
pre-eklampsia ringan
a. Banyak istirahat atau berbaring tidur/miring
b. Diet: cukup protein, rendah
karbohidrat, lemak dan garam
c. sedtiva ringan : tablet phenobarbital
3 x 30 mg atau diazepam 3 x 2 mg per oral selama 7 hari
d. roborantia
e. kunjungan ulang setiap 1 minggu
f. Permeriksaan laboratorium : hb, hematokrit,
trombosit, urine lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal
g. Setelah 2 minggu pengobatan rawat
jalan tidak menunjukan adanya perbaikan dari gejala-gejala preeklampsia seperti
: kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih perminggu selama 2x berturut-turut
(2 minggu). Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklampsia
berat.
7. Penatalaksanaan
Eklampsia
Tujuan pengobatan :
a.
Untuk menghentikan dan
mencegah kejang.
b.
Mencegah dan mengatasi
penyulit, khususnya krisis hipetensi.
c.
Sebagai penunjang untuk
mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal mungkin
d.
Mengakhiri kehamilan
dengan trauma ibu seminimal mungkin.
Penanganannya :
a.
Terapi medikamentosa
sama seperti pengobataan pre eklampsia berat kecuali bila timbul kejang-kejang
lagi maka dapat diberikan MgSO4 2 gram intravenous selama 2 menit minimal 20
menit setelah pemberian terakhir. Dosis tambahan 2 gram hanya diberikan 1x
saja. Bila setelah diberi dosis tambahan masih tetap kejang maka diberikan
amobarbital / thiopental 3-5 mg/kgBB/IV perlahan-lahan.
b.
Perawatan bersama :
konsul bagian saraf, penyakit dalam / jantung, mata, anestesi dan anak.
c.
Perawatan pada serangan
kejang : dikamar isolasi yang cukup terang atau ICU.
Pengobatan
Obstetrik
a.
Apabila pada
pemeriksaan, syarat-syarat untuk mengakhiri persalinan pervaginam dipenuhi maka
persalinan tindakan dengan trauma yang minimal.
b.
Apabila penderita sudah
inpartu pada fase aktif, langsung dilakukan aminotom lalu diikuti partograf.
Bila ada kemacetan dilakukan seksiosesar.
c.
Tindakan seksiosesar
dilakukan pada keadaan :
1)
Penderita belum inpartu
2)
Fase laten
3)
Gawat janin
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
EKLAMPSIA merupakan kasus akut pada penderita
preeclampsia, yang disertai dengan kejang menyeluruh dan koma. Eklampsia lebih
sering terjadi pada primagravidae dari pada multiparae. Eklampsia juga sering
terjadi pada : kehamilan kembar, hydramnion, mola hidatidosa. EKLAMPSIA post
partum umumnya hanya terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan.
Pemeriksaan antenatal care sangatlah penting untuk mendeteksi secara dini dan
mencegah eklmapsia.
Pre-eklampsia
ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema pada umur
kehamilan 20 minggu atau lebih atau pada masa nifas. Gejala ini dapat timbul
sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblos. Sedangkan
pre-eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbul hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema pada
kehamilan 20 minggu atau lebih.
B.
SARAN
Setelah
membaca makalah ini, diharapkan kepada para pembaca agar menyampaikan kepada
masyarakat lainnya akan pentingnya pemeriksaan antenatar care secara rutin
terutama kepada para ibu hamil dengan menjelaskan resiko apa yang bisa terajadi
bila tidak mengikuti anjuran.
REFERENSI
dr. Nugroho T,
2010. Buku Ajaran Obstetri. Yogyakarta : Nuha Medika.
Fadlun Feryanto,
Achmad. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar