Senin, 24 April 2017

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN TENTANG PRE-EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

 MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN TENTANG
PRE-EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA



                                                                                                  

                     Disusun Oleh :
                                           Kelompok      : II ( Dua )
                                      
                                         Kelas               : B.13.2





PRODI D.IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN 2016/2017


KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah sehingga kami mampu menyusun makalah yang kami kumpulkan dari berbagai sumber ini, yang kemudian kami susun sedemikian  rupa, hingga menjadi sebuah makalah dalam mata kuliah kegawatdaruratan maternal neonatal dengan tema “Eklampsia dan preeklampsia”
Kami sangat mengharapkan makalah ini sekiranya dapat berguna dalam rangka mengurangi angka kematian ibu (AKI) melalui pembelajaran mengenai eklampsia yang sering terjadi pada masyarakat yang disertai dengan cara pencegahan dan penanganannya yang telah dijelaskan dalam makalah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang hendak membacanya.
Atas perhatiannya, tidak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu hingga terciptanya makalah ini.
Kritik dan saran sangat kami harapkan dari pemerhati demi kesempurnaan makalah ini.



                                                                          




                                                                           Yogyakarta, 19 february 2017



                                                                                                   Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi ..............................................................................................................     
Kata Pengantar .....................................................................................................    
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .....................................................................................   
B.     Tujuan ..................................................................................................   
C.     Rumusan Masalah ...............................................................................    
BAB II PEMBAHASAN
1.   Pengertian Pre-eklampsia dan Eklampsia ...........................................
2.   Tanda dan Gejala Pre-eklampsia dan Eklampsia Pada Ibu Hamil................................................................................................
3.   Penyebab Pre-eklampsia dan EklampsiaPada Ibu Hamil...............................................................................................
4.   Klasifikasi Pre-eklampsia dan EklampsiaPada Ibu Hamil................................................................................................
5.   Penatalaksanaan Pre-eklampsia dan EklampsiaPada Ibu Hamil..............................................................................................
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan .........................................................................................    
B.     Saran ...................................................................................................    
Daftar Pustaka .......................................................................................................





BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan hypertensi dan kadang – kadang disertai proteinuria, odema, convulsi coma atau gejala – gejala lainnya. Penyakit ini cukup sering dijumpai dan masih merupakan salah satu sebab dari kematian ibu. Di USA misalnya 1/3 dari kematian ibu disebabkan penyakit ini. Hypertensi dalam kehamilan juga menjadi penyebab yang penting dari kelahiran mati dan kematian neonatal. Hypertensi biasa akan berakhir dengan EKLAMPSIA.
Disamping perdarahan dan infeksi maka pre-eklampsia serta eklampsia merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal yang tinggi terutama dinegara berkembang. Kematian karena eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre eklampsia berat. Oleh karena itu, menegakkan diagnosis dini pre-eklampsia dan mencegah agar jangan berlanjut menjadi eklampsia merupakan tujuan pengobatan.
Perkataan “eklampsia” berasal dari yunani yang berarti “halilintar” karena gejala eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan. Dikemukakan bebrapa teori yang dapat menerangkan kejadian pre-eklampsia dan eklampsia sehingga dapat menetapkan upaya promotif, dan preventif.

B.     Tujuan
Mengetahui Pengertian Pre-eklampsia dan Eklampsia.
1.      Mengetahui Tanda dan Gejala Pre-eklampsia dan Eklampsia.
2.      Mengetahui Penyebab Pre-eklampsia dan Eklampsia.
3.      Mengetahui Klasifikasi Pre-eklampsia dan Eklampsia.
4.      Mengetahui Penatalaksanaan Pre-eklampsia dan Eklampsia.
C.    Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Pre-eklampsia dan Eklampsia ?
2.      Apa saja Tanda dan Gejala Pre-eklampsia dan Eklampsia ?
3.      Apa Penyebab Pre-eklampsia dan Eklampsia ?
4.      Apa saja Klasifikasi Pre-eklampsia dan Eklampsia ?
5.      Bagaimana Penatalaksanaan Pre-eklampsia dan Eklampsia ?





BAB II
     PEMBAHASAN
A.    DEFINISI
Pre-eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema pada umur kehamilan 20 minggu atau lebih atau pada masa nifas. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblos. Sedangkan pre-eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbul hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih atau pada masa nifas yang ditandai dengan adanya kejang dan koma, sebelumnya didahului oleh tanda-tanda pre-eklampsia
B.     Patofisiologi pada pre-eklampsia
Penyebab preeklampsia ringan belum diketahui secara jelas. Penyakit ini dianggap sebagai “maladaptation sindrome” akibat vasospasme general dengan segala akibatnya.
C.    Patofisiologi pada Eklampsia
Sama dengan preeklampsia dengan akibat yang lebih serius pada organ-organ hati, ginjal, otak, paru-paru, dan jantung yakni terjadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut.
D.    Tanda dan Gejala Pre-eklampsia dan Eklampsia
Teori iskemia implantasi plasenta dianggap dapat menerangkan berbagai gejala pre-eklampsia dan eklampsia :
1.      Kenaikan tekanan darah
2.      Pengeluaran protein dalam urin
3.      Oedema pada kaki, tangan sampai muka
4.      Terjadinya gejala subjektif :
a.       Sakit kepala
b.      Penglihatan kabur
c.       Nyeri pada epigastrium
d.      Sesak nafas
e.       Berkurangnya urin
f.       Menurunnya kesadaran wanita hamil sampai koma
g.      Terjadinya kejang
                 Pada pemeriksaan darah kehamilan normal terdapat peningkatan angiostensin, renin, dan aldosteron, sebagai kompensasi sehingga peredaran darah dan metabolisme dapat berlangsung. Pada pre-eklampsia dan eklampsia, terjadi penurunan angiotensin, renin, dan aldosteron, tetapi dijumpai oedema, hipertensi, dan proteinuria.
E.     Gejala klinis preeklampsia
Gejala klinis preeklampsia meliputi:
1.      Hipertensi: sistolik atau diastolik 140/90 mmHg
2.      Proteinuria: secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2 (+2).
3.      Edema pada tretibia, dinding abdomen, lumbo sakral, wajah atau tangan.
4.      Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklampsia berat.
F.     Gejala klinis eklampsia
Gejala klinis eklampsia meliputi:
1.   Kehamilan lebih 20 minggu atau persalinan atau masa nifas.
2.   Tanda-tanda preeklampsia (hipertensi, edema, dan proteinuria)
3.   Kejang-kejang dan koma.
4.   Kadang-kadang disertai gangguan fungsi organ.

5.      Klasifikasi Pre-eklampsia dan Eklampsia
                 Pre-eklampsia digolongkan ke dalam pre-eklampsia ringan dan pre-eklampsia berat dengan gejala sebagai berikut :


1.   Pre-eklampsia ringan
a.       Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mm Hg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
b.      Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mm Hg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
c.       Kenaikan berat badan 1kg atau lebih dalam seminggu.
d.      Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualifitas plus 1 sampai 2 pada urin kateter atau urin aliran pertengahan.
2.   Eklampsia berat
a.    Tekanan darah 160/110 mm Hg
b.    Oligouria, urin kurang dari 400 cc/ 24 jam
c.    Proteinuria lebih dari 3 gr/liter
d.    Keluhan subjektif :
1)      Nyeri epigastrium
2)      Gangguan pengelihatan
3)      Nyeri kepala
4)      Edema paru dan sianosis
5)      Gangguan kesadaran
e.    Pemeriksaan :
1)        Kadar enzim hati meningkat disertai ikterus
2)        Perdarahan pada retina
3)        Trombosit kurang dari 100.000/mm
                 Peningkatan gejala dan tanda pre-eklampsia berat memberikan petunjuk akan terjadi eklampsia, yang mempunyai prognosa buruk dengan angka kematian maternal dan janin tinggi.
Berdasarkan waktu terjadinya , eklampsia dapat dibagi menjadi :
a.       Eklampsia gravidarum
1)   Kejadian 50% sampai 60%
2)   Serangan terjadi dalam keadaan hamil

b.      Eklampsia parturientum
1)   Kejadian sekitar 30% sampai 35%
2)   Saat sedang inpartu
3)   Batas saat eklampsia gravidarum sukar ditentukan terutama saat mulai inpartu.
c.       Eklampsia puerperium
1)   Kejadian jarang 10%
2)   Terjadi serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhir.
Dalam mengobservasi pre-eklampsia berat gejala tersebut perlu mendapat perhatian seksama.
Kejang-kejang pada eklampsia terdiri dari 4 tingkat :
1.      Tingkat awal atau aura
a.    Berlangsung selama 30-35 detik
b.    Tangan dan kelopak mata gemetar
c.    Mata terbuka dengan pandangan kosong
d.   Kepala diptar ke kanan atau ke kiri
2.      Tingkat kejang tonik
a.    Berlangsung sekitar 30 detik
b.   Seluruh tubuh kaku, wajah kaku, pernapasan berhenti dapat diikuti sianosis tangan menggenggam, kaki diputar kedalam, lidah dapat tergigit.
3.      Tingkat kejang klonik
a.    Berlangsung sampai 1-2 menit
b.   Kontraksi oto berlangsung cepat
c.    Mata melotot
d.   Mulut berbuih
e.    Mulut terbuka-tertutup dan lidah dapat tergigit sampai putus
4.      Tingkat koma
a.    Setelah kejang klonik terhenti penderita menarik napas
b.   Diikuti koma yang lamanya bervariasi
Selama terjadi kejang-kejang dapat terjadi suhu naik mencapai 400C, nadi bertambah cepat, dan tekanan darah meningkat.
6.      Penatalaksanaan Pre-eklampsia
Penatalaksanaan pre-eklampsia ringan
a. Banyak istirahat atau berbaring tidur/miring
b. Diet: cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
c. sedtiva ringan : tablet phenobarbital 3 x 30 mg atau diazepam 3 x 2 mg per oral selama 7 hari
d. roborantia
e. kunjungan ulang setiap 1 minggu
f. Permeriksaan laboratorium : hb, hematokrit, trombosit, urine lengkap, asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal
g. Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukan adanya perbaikan dari gejala-gejala preeklampsia seperti : kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih perminggu selama 2x berturut-turut (2 minggu). Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklampsia berat.
7. Penatalaksanaan Eklampsia
                 Tujuan pengobatan :
a.       Untuk menghentikan dan mencegah kejang.
b.      Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya krisis hipetensi.
c.       Sebagai penunjang untuk mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal mungkin
d.      Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu seminimal mungkin.
Penanganannya :
a.       Terapi medikamentosa sama seperti pengobataan pre eklampsia berat kecuali bila timbul kejang-kejang lagi maka dapat diberikan MgSO4 2 gram intravenous selama 2 menit minimal 20 menit setelah pemberian terakhir. Dosis tambahan 2 gram hanya diberikan 1x saja. Bila setelah diberi dosis tambahan masih tetap kejang maka diberikan amobarbital / thiopental 3-5 mg/kgBB/IV perlahan-lahan.
b.      Perawatan bersama : konsul bagian saraf, penyakit dalam / jantung, mata, anestesi dan anak.
c.       Perawatan pada serangan kejang : dikamar isolasi yang cukup terang atau ICU.
Pengobatan Obstetrik
a.       Apabila pada pemeriksaan, syarat-syarat untuk mengakhiri persalinan pervaginam dipenuhi maka persalinan tindakan dengan trauma yang minimal.
b.      Apabila penderita sudah inpartu pada fase aktif, langsung dilakukan aminotom lalu diikuti partograf. Bila ada kemacetan dilakukan seksiosesar.
c.       Tindakan seksiosesar dilakukan pada keadaan :
1)      Penderita belum inpartu
2)      Fase laten
3)      Gawat janin










  BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN 
EKLAMPSIA merupakan kasus akut pada penderita preeclampsia, yang disertai dengan kejang menyeluruh dan koma. Eklampsia lebih sering terjadi pada primagravidae dari pada multiparae. Eklampsia juga sering terjadi pada : kehamilan kembar, hydramnion, mola hidatidosa. EKLAMPSIA post partum umumnya hanya terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan. Pemeriksaan antenatal care sangatlah penting untuk mendeteksi secara dini dan mencegah  eklmapsia.
Pre-eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema pada umur kehamilan 20 minggu atau lebih atau pada masa nifas. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblos. Sedangkan pre-eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbul hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.

B.     SARAN
Setelah membaca makalah ini, diharapkan kepada para pembaca agar menyampaikan kepada masyarakat lainnya akan pentingnya pemeriksaan antenatar care secara rutin terutama kepada para ibu hamil dengan menjelaskan resiko apa yang bisa terajadi bila tidak mengikuti anjuran.




REFERENSI

dr. Nugroho T, 2010. Buku Ajaran Obstetri. Yogyakarta : Nuha Medika.

Fadlun Feryanto, Achmad. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar